Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga Singapura Mr. Masagos Zulkifli Pada Acara Ministry Talk (Foto : Lintang Humas) |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengundang Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga Singapura Mr. Masagos Zulkifli untuk berbicara di depan ribuan tamu dalam gelaran “Ministry Talk”, 30 Agustus lalu. Turut menemani Joko Kusnanto Anggoro selaku staf khusus bidang hukum dan kerjasama internasional Kemenko PMK Republik Indonesia yang menyampaikan materi menarik.
Masagos, begitu ia kerap disapa, menjelaskan bahwa ada tiga tiang untuk mewujudkan masyarakat gemilang. Di antaranya yakni kepribadian yang baik, kemahiran agar bisa berkontribusi bagi sesama, serta kerukunan dalam menjalakan peran sebagai warga negara. Jika ketiganya bisa diraih dengan maksimal, maka masyrakat terbaik akan bisa diwujudkan.
Menurutnya, kerukunan yang ada di tengah masyarakat merupakan hasil dari prinsip toleransi dan keadilan yang tinggi. Doktrin akan Integritas, meritocrucy, self reliant, serta mengakui kemajemukan suku, ras, dan budaya perlu dikembangkan dan ditumbuhkan. Semua hal itu merupakan pegangan yang harus dipahami setiap warga negara, utamanya untuk berinteraksi sosial.
Baca Juga : Ramai Kasus Terorisme di BUMN, Dosen FH UMM: Semua Pihak Harus Ikut Peduli
“Semua pihak harus berkontribusi untuk hal ini. Utamanya para pemuka agama untuk menguatkan sikap toleransi. Kemajemukan suku, ras, dan budaya harus diakui dan dijunjung tinggi. Apalagi ada meritocracy yang mengedepankan kemampuan dari seseorang, jadi tidak ada istilah privilese di berbagai sektor. Itu tentu mampu menciptakan kestarbilan dalam sosial masyarakat,” tambahnya.
Ia juga sempat memberikan tips ke penonton terkait kiat menjadi seoarng pemimpin yang dan bijak. Salah satunya dengan membaca banyak hal dan buku. Kemudian juga harus menjadi pribadi yang merakyat dan memiliki tujuan jelas yang ingin dicapai. Menurutnya, pemimpin juga harus bisa menjelaskan dan menjalankan secara rinci strategi apa yang akan dilakukan untuk menggapai tujuan-tujuan yang sudah dicanangkan.
“Saat ini, model atau pola kepemimpinan itu kebanyakan kita dapat dari literatur barat. Tapi sebenarnya, nilai-nilai kepemimpinan sudah ada di dalam Alquran. Satu di antaranya adalah nilai profetik Rasul. Bagaimana menjadi seseorang yang merakyat dan mampu berbaur dengan orang-orang lain. Tidak merasa dirinya elit dan berbeda,” tuturnya menegaskan.
Baca Juga : Menkominfo RI Beberkan Skill Hadapi Masa Depan di Wisuda UMM
Hal tidak jauh berbeda juga disampaikan Joko Kusnanto. Menurutnya, tiga hal yang disampaikan Masagos menjadi hal vital untuk sebuah negara. Dari ketiganya, hal utama yang memiliki peran penting adalah keluarga yang baik. Pembangunan keluarga menjadi titik tolak yang penting dalam aspek kemakmuran, stabilitas, serta sikap saling menghormati. Baik itu dalam bermasyarakat atau bahkan kehidupan bernegara.
Dalam kesempatan itu pula, ia mengapresiasi Kampus Putih UMM yang terus berinovasi menjalankan program. Misalnya saja banyaknya pendekatan terkait program studi yang tidak banyak dilakukan oleh kampus di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan, bisa menjadi pilot project untuk kerjasama di level internasional.
Di sisi lain, Rektor UMM Prof. Dr. Fauzan. M.Pd. menegaskan bahwa UMM turut aktif berkontribusi dalam berbagai aspek, termasuk SDM. Salah satunya dengan menyiapkan bonus demografi melalui Program Center Of Excelence (CoE) berbasis program studi. Terobosan ino berupaya mencetak tenaga-tenaga profesional untuk Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
“Kalau kita dengar tadi, dalam lagu kebangsaan Singapura kata “Majulah” diulang beberapa kali yang menunjukkan bahwa itu menjadi hal penting. Maka dari itu, Indonesia juga harus bisa mnejadi Indonesia emas yang lebih maju. UMM menyambutnya dengan CoE dan Center for Future Work,” tegasnya mengakhiri. (Faq/Wil)