Aisyiyah UMM Diminta Perkuat Pengembangan Keilmuan dan Ekonomi

Author : Humas | Sabtu, 05 Maret 2016 17:07 WIB

PIMPINAN Cabang Aisyiyah (PCA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) harus memiliki ciri khas dalam pengabdiannya kepada masyarakat. Ciri khas yang perlu dikedepankan adalah pengembangan keilmuan dan ekonomi melalui penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal inilah diutarakan Rektor UMM Drs Fauzan MPd saat membuka kegiatan Tabligh Akbar Aisyiyah di Aula BAU UMM, Sabtu (05/03).

      Dalam tabligh akbar yang mengankat tema 'Gerakan Praksis Aisyiyah untuk Mewujudkan Islam Berkemajuan' ini Fauzan mengatakan, pengembangan yang diterapkan Aisyiyah harus memiliki standar yang tinggi. Karenanya, ia menegaskan, segala program yang dikeluarkan PCA UMM harus bermanfaat bukan hanya untuk UMM dan masyarakat Muhammadiyah saja, tapi juga masyarakat umum dan negara. "Jadi tidak asal yang penting jalan saja programnya, tapi harus memiliki nilai penerimaan dan kebermanfaatan yang tinggi bagi kemaslahatan umat," terangnya.

      Dengan karakter yang kuat di bidang pengembangan keilmuan, Fauzan menuturkan, PCA UMM secara langsung akan berkontribusi menjadikan UMM kampus lebih berkualitas. Fauzan meyakini para anggota Aisiyah dan perempuan-perempuan di UMM telah memiliki pengalaman dan kemampuan yang cukup untuk itu. Namun ia menekankan, PCA UMM harus tetap bersinergi dengan seluruh lapisan struktural Aisiyah dan elemen masyarakat terutama di Malang Raya.

      Kegiatan Tabligh Akbar ini dihadiri Ketua PP Aisyiyah, Dra. Hj. Siti Noordjanah Djohantini, M.M.,M.Si. Berfokus pada pengembangan ekonomi, dalam kegiatan ini turut hadir Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dan Dosen Jurusan Perikanan UMM sekaligus wirausahawan, Ganjar Adhy Wirawan, SPi, MP.

      Dalam pengarahannya, Noordjanah menerangkan, gerakan praksis Aisyiyah untuk mewujudkan Islam berkemajuan memiliki arti seluruh aktivitas Aisyiyah harus mengedepankan pengetahuan dan nilai-nilai luhur. Istri dari ketua umum PP Muhammadiyah, Dr. H. Haedar Nashir, M.Si ini memaparkan empat fokus utama untuk mengembangkan Asyiyah, khususnya di bidang ekonomi. Hal pertama adalah memiliki cita-cita luhur  yang harus bermanfaat bagi kesejahteraan dunia maupun akhirat.

      "PCA UMM misalnya, memiliki tugas mencari, mendiskusikan, mengkaji persoalan-persoalan keharmonisan rumah tangga, keharmonisan ini nantinya akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan," terangnya.

      Selain itu, Noordjanah menambahkan, Aisyiyah juga harus memiliki visi Islam yang berkemajuan. Perempuan menurutya memiliki potensi dan kekuatan untuk memecahkan persoalan-persoalan perekonomian negara. "Kita harus melakukannya dengan penuh keikhlasan dan keyakinan bahwa kita bisa," tuturnya.

      Selanjutnya, Noordjanah menegaskan, dalam menjalankan Islam berkemajuan, Aisyiyah haruslah menaati aturan-aturan yang telah ditetapkan perserikatan. "Sistem ini harus terus dijaga, kita perlu berkomitmen untuk kepentingan bersama bukan pribadi," imbuhnya.

      Senada dengan Fauzan, Hal terakhir yang perlu diperhatikan demi pengembangan Aisyiyah adalah sikap keterbukaan. Meski Aisyiyah adalah organisasi yang telah berdiri lebih dari satu dekade lamanya, menurut Siti Noordjanah, Aisyiyah harus mau menerima kritikan dari organisasi lain meskipun organisasi yang baru berdiri sekalipun. "Kritikan inilah yang harus kita terima dan kita pelajari untuk membangun Aisyiyah, sekali lagi intinya kita harus tetap bersinergi," ujarnya.

      Kegiatan tabligh akbar ini juga dirangkai dengan kegiatan lainya seperti bazar dan juga donor darah. Ketua PCA UMM, Dra. Hj. Romlah, M.Ag mengatakan, kegiatan semacam ini akan diselenggarakan secara berkelanjutan. "Kita akan meneruskan program yang telah ditetapkan oleh majelis PCA UMM di antaranya di bidang ekonomi, pendidikan dan juga kesehatan," pungkasnya. (gas/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image