Hassanalwildan yang ajak siswa SMAN 1 Porong untuk menggali ide cerita. (Foto: Istimewa) |
Berangkat dengan Mobil Kamis Membaca (KaCa), Tim Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dorong kreativitas siswa SMAN 1 Porong, Sidoarjo lewat kelas menulis dan kelas influencer. Ada sekitar 300 siswa dan siswi kelas 12 yang turut meramaikan dua kelas yang dilangsungkan pada Jumat (4/3) lalu ini secara luring.
Influencer Tiktok yang menjadi salah satu pemateri, Nixon Farrel Mahatma mengatakan bahwa antusiasme peserta yang hadir cukup tinggi. Sebagian besar mengikuti dan memperhatikan seluruh materi terkait bagaimana menyusun dan membuat konten di media sosial, khususnya TikTok.
“Teman-teman terlihat senang dan tertarik saat saya menyampaikan langkah-langkah membuat konten yang bagus. Selain itu juga bagaimana cara menyusun video yang dapat disukai oleh banyak penonton,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu pula, Nixon, panggilan akrabnya membocorkan kiat agar konten dapat masuk ke For Your Page (FYP) TikTok. Langkah pertama yang perlu diperhatikan adalah memahami audience. Ketika sudah paham dan tahu apa yang penonton sukai, maka penyusunan konten juga akan lebih mudah. Pun dengan usaha untuk dapat mengikuti tren yang ada. Sehingga konten yang disiapkan tidak ketinggalan zaman.
“Hal yang tak kalah penting yaitu memahami cara kerja algoritma masing-masing media sosial. Kapan harus upload, kapan harus membuat konten ini, kapan harus menyusun konten itu. Semua tergantung bagaimana algoritma berjalan,” imbuhnya.
Di sisi lain, Hassanalwildan Ahmad Zain, pemateri di kelas menulis memaparkan bagaimana cara membuat tulisan yang menarik. Khususnya karya-karya kreatif seperti cerita pendek maupun novel. Menurutnya, dalam penyampaian cerita, penulis lebih baik tidak langsung memberi tahu. Namun penulis lebih baik dapat menggambarkan suasana, perasaan atau kondisi sekitar.
“Dengan begitu, cerita yang ditulis juga dapat memengaruhi emosi pembaca dan terkesan lebih menarik. Cerita juga lebih bagus kalau dimulai dari tengah, memberi kesan penasaran sehingga para pembaca bisa lebih betah,” ungkapnya.
Wildan, panggilan akrabnya juga mendorong siswa untuk berani dan segera mulai menulis. Sekalipun tulisan pertama yng dibuat masih jelek dan acak-acakan. Karena menurutnya, berawal dari tulisan yang berantakan itulah lahir sederet para penulis handal yang kini telah terkenal.
Sementara itu, salah satu siswa Febrian Bagus menilai bahwa kegiatan kelas kreatif ini sungguh menarik. Banyak pengalaman baru yang bisa diperoleh. Terutama bagi teman-teman yang menyukai perkembangan media sosial dan menulis kreatif.
“Di akhir agenda, kami juga mendapat kesempatan untuk mengenal diri kami masing-masing melalui tes minat bakat. Dari situ, kami dapat menemukan kelebihan dan potensi yang bisa dikembangkan di kemudian hari,” tuturnya mengakhiri. (wil)