Aktif di IRO UMM Antarkan Alif Berkarya di Negeri Seribu Pagoda

Author : Humas | Kamis, 26 Agustus 2021 09:57 WIB
Alif, alumni FPP UMM yang bisa berkarya di Thailand berkat aktif kegiatan internasional UMM. (Foto: Istimewa)

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus mencetak lulusan andal. Tidak hanya di level nasional tapi juga internasional. Salah satunya adalah Alif Galuh Permata Dhesa. Alumni Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) UMM ini kini bekerja di salah satu perusahaan Multinational di Bangkok, Thailand. 

 
Alif, sapaan akrabnya menceritakan awalnya tidak ada niatan sama sekali untuk bekerja di Thailand. Keinginannya untuk mencari pengalaman di multi-nasional company, membuatnya memberanikan diri untuk mendaftar di TDCX. Salah satu perusahaan  yang mempunyai banyak kantor cabang di Asia dan Eropa. Akhirnya Alif mencoba peruntungan di berbagai posisi yang ada di cabang Malaysia dan Thailand. Tanpa diduga, ia akhirnya diterima pada 2019 lalu dan masih merantau di negeri Gajah Putih tersebut.
 
Alif bercerita bahwa keberhasilannya terbang dan beradaptasi di Thailand sedikit banyak karena ilmu yang ia dapat sewaktu berkuliah di UMM. Ia mengaku sangat aktif di berbagai lembaga dan aktivitas internasional. Sebut saja saat ia sering mengikuti acara International Relations Office (IRO) UMM. Hal itu membuatnya sering bersinggungan dengan mahasiswa asing. Bahkan tidak jarang ia berkomunikasi dengan para duta besar.
 
 
“Pengalaman dan ilmu inilah yang membuat saya cepat beradaptasi di tengah lingkungan warga Thailand. Di kegiatan dan lembaga internasional UMM, saya juga bisa mempraktekkan bahasa inggris sehingga bisa lebih lancar dalam mengobrol,” tambahnya.
 
Selama dua tahun lebih menetap di Negeri Seribu Pagoda, Alif menceritakan berbagai hal unik menarik. Salah satunya kapal atau perahu yang masih menjadi alat transportasi umum. Adapun kapal-kapal ini kebanyakan beroperasi di Sungai Chao Praya. Suangai yang masih menjadi salah satu lokasi pusat aktivitas masyarakat, baik itu ekonomi dan wisata bagi turis asing maupun domestik. 
 
Perempuan asal Mojokerto ini kembali menceritakan bahwa makanan Thailand memiliki ciri khas tersendiri. Rasa asam dan pedas menjadi cita rasa khas kuliner yang ada di sana. Selain itu di setiap makanan selalu ada daun ketumbar dan jeruk nipis. “Jadi selain asam dan pedas, makanan di sini biasanya disajikan dengan daun ketumbar serta jeruk nipis sebagai garnish. Bahkan bisa ditemukan di nasi goreng asli Thailand,” ungkapnya.
 
Selain itu yang membuat Alif tertarik adalah Festival Songkran. Perayaan tiap tahun yang mengahruskan pesertanya untuk membasahkan diri, aktivitas ini sebagai bentuk penyucian diri dari segala keburukan. Menariknya, hampir seluruh lapisan masyarakat turut serta dalam perang air ini. Tak ketinggalan para wisatawan yang juga diperbolehkan untuk mengikutinya. “Festival ini juga sekaligus sebagai perayaan tahun baru Thailand. Biasanya akan sangat ramai, terutama di kota-kota besar Thailand,” tambahnya.
 
Menurutnya, kultur Thailand dan Indonesia tidak jauh berbeda. Mulai dari sikap sopan santun dan juga situasi sosialnya. Sedangkan perbedaan yang paling mencolok adalah banyak candi atau kuil yang ada di Thailand. Hal itu tidak lepas dari mayoritas penduduknya yang menganut agama Budha. (haq/wil)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image