Alex Tena, Wisudawan Magister Bahasa Inggris Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). (Foto: Rosi Humas) |
Gigih dalam satu hal yang ditekuni dan membuang rasa gengsi adalah kunci untuk meraih keberhasilan. Begitu ucap Alex Tena, wisudawan magister bahasa Inggris pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sukses lulus kuliah dengan biaya sendiri lewat berjualan air isi ulang galon.
Alex, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa awal mula ia berjualan air isi ulang karena sering bergaul dengan seorang pebisnis. Ia beberapa kali berbincang mengenai usahanya dan menarik minatnya untuk belajar. Selain karena ingin membuka usaha, Alex juga mau tidak mau harus mencari tambahan biaya untuk perkuliahannya. Akhirnya muncul ide untuk membuat depo air isi ulang.
“Kebetulan semasa kuliah, kos saya dekat dengan tempat isi ulang air. Di sana,saya melihat penjualnya hanya diam di toko saja. Melihat itu, saya mencoba untuk mengembangkkan dengan mengatar ke berbagai lokasi pemesanan,” ungkap pemuda kelahiran Sumbawa Barat itu.
Usahannya untuk membuka depo air isi ulang terbilang tidak mudah. Ada usaha yang perlu ia kerjakan untuk bisa mendapatkan modal berjualan. Alex sempat kerja berjualan roti selama tiga bulan untuk bisa membayar uang muka peralatan depo air. Tepat 14 September 2019 adalah awal dia berjualan is ulang air.
“Ketika pertama kali jualan tidak mudah, awalnya hanya laku satu hingga enam galon saja. Sampai akhirnya saya merubah metode pemasaran dengan menyebarkan brosur ke tiap mahasiswa dan membuka jasa antar galon secara online. Saya bersyukur strategi tersebut berhasil hingga sekarang penjualan air isi ulang bisa tembus 150 per hari, ” terangnya.
Tak mudah memang berkuliah sambil berbisnis. Ia menyadari jika manajemen waktu secara matang adalah salah satu kunci keberhasilannya mengerjakan dua hal tersebut. Ia membagi waktu yaitu pagi hingga sore fokus berjualan dan kuliah, sedangkan malamnya mengerjakan tugas kuliah.
“Sebenarnya rasanya capek kalau harus beraktvitas dari pagi hingga malam. Tapi itu semua saya lakukan karena ada derajat yang harus saya angkat dan hinaan yang harus saya buktikan,” tegasnya.
Menariknya, hasil jualannya juga bsia membantu teman-temannya yang kesusahan. Pun dengan para mahasiswa yang isi dompetnya agak susah. , Ia bersyukur dengan berjualan air isi ulang bisa sekalian membantu teman-teman mahasiswa yang sedang kesusahan. Akhirnya sesekali ia memberikan diskon, bahkan diberi gratis.
“Saya patok harga minimal lima ribu rupiah. Lalu untuk biaya ongkir nambah dua ribu, jadi tujuh ribu. Sedangkan untuk harga non-mahasiswa sepuluh ribu rupiah. Tak jarang saya memberikan harga lima ribu saja untuk mahasiswa ketika ia sulit. Tak sedikit juga yang kadang berutang terlebih dahulu,” tuturnya.
Terakhir, ia berpesan ke anak muda untuk menggunakan waktu yang ada dengan hal bermanfaat dan menjalani hidup dengan terencana. “Gunakan waktu dengan perencanaan yang baik. Kapan waktu belajar dan bekerja. Ketika kita menemukan suatu tantangan jangan menyerah, karena tantangan akan membawa kita untuk memiliki wawasan yang luas untuk memperbaiki diri kita sendiri,” pungkasnya. (ros/wil)