Ariq, Alumni UMM yang Kini Berkarya di Tiktok Irlandia
Author : Humas | Senin, 27 September 2021 10:02 WIB
|
Ariq yang kini berkarya di Tiktok Irlandia. (Foto: Istimewa) |
Berawal dari keinginan-keinginan masa kecil, Ariq Suryo Wicaksono berhasil mengunjungi sederet negara empat musim dan berkarya di Tiktok Irlandia. Tumbuh besar dengan menonton kartun dan membaca komik luar negeri membuat alumni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut memiliki daftar kegiatan yang akan ia lakukan jika berhasil pergi ke luar negeri. Beberapa kegiatan yang ingin dicoba Ariq adalah merasakan salju hanya dengan memakai celana, melihat jam Bigbang secara langsung, dan mencoba ramen Jepang yang asli.
“Belajar dari pengalaman, Impian-Impian kecil itu malah yang lebih mudah didapatkan. Menurut saya, impian-impian kecil itu lebih mendorong saya untuk menjelajahi negara empat musim dibandingkan jika saya memimpikan hal besar,” ungkap Ariq.
Alumni prodi Ilmu dan Teknologi Pangan ini menceritakan bahwa keinginannya untuk pergi keluar negeri mulai terwujud ketika menempuh pendidikan di UMM. Pada semester awal, Ariq mencoba mendaftar program magang di salah satu perusahaan asing dan berhasil pergi ke Filipina. Kesempatan kedua Ariq untuk pergi ke luar negeri cukup unik. Di saat semua temannya melaksanakan Pelatihan Kerja Lapangan (PKL) di perusahaan dalam negeri, Ariq menantang dirinya untuk melaksanakan PKL di luar negeri.
“Kesempatan ini saya dapat karena aktif di berbagai organisasi baik di dalam UMM maupun di luar. Salah satunya organisasi makanan halal bernama Ikatan Mahasiwa Peduli Halal (Imapela). Organisasi ini sering mengadakan kegiatan-kegiatan internasional seperti expo maupun simposium Internasional. Dari kegiatan-kegiatan Imapela saya dapat memperoleh berbagai channel perusahaan luar negeri dan berhasil melaksanakan PKL di China,” ujar Ariq.
Tak selesai sampai disitu, setelah lulus dari UMM, alumni asal Jakarta ini berusaha mencari beasiswa strata dua (S2) di Irlandia. Pun di sela-sela mencari beasiswa, Ariq mendapat kesempatan magang di salah satu perusahaan makanan Jepang di bagian internasional marketing.
“Sambil bekerja saya mencari beasiswa S2. Awalnya saya mendaftar beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk S2, namun karena gagal di tahap wawancara jadi saya memutuskan untuk mencoba beasiswa lagi tahun depan. Saya sempat kewalahan mencari beasiswa karena terhalang Indeks Prestasi Akademik (IPK), namun pada tahun 2019 akhirnya saya mendapat Partial Scholarship dari University College Cork (UCC),” ungkap Ariq.
Setelah menyelesaikan satu tahun masa kuliahnya, Ariq mulai bekerja di Facebook Irlandia dan beralih ke Tiktok Irlandia satu tahun setelahnya. Pekerjaan tersebut jelas berbeda dari keilmuan semasa kuliah, namun Ariq mengaku kalau ia menikmati pekerjaannya sekarang. Menurutnya, bekerja di Tiktok cukup menarik. Mulai dari jam pekerjaan yang fleksibel hingga kultur kerja yang santai. “Kalau dibandingkan dengan saat saya bekerja di Jepang, tentu berbeda. Apalagi saya orangnya sedikit panik, jadi lingkungan kerja yang santai menjadi tempat nyaman bagi saya,” imbuhnya.
“Perjalanan saya untuk sampai ke sini membuahkan berbagai macam pelajaran. Salah satunya adalah pentingnya mengetahui value diri. Tak perduli seberapa besar IPK kalau misal seseorang tidak bisa menunjukan value dirinya di perusahaan, maka ia akan gagal. Untuk mengetahui value diri perlu mendalami keilmuan yang disukai. Ketika seseorang sudah bisa melampaui batasan diri dalam bidang tersebut, maka value dirinya juga akan meningkat,” pungkasnya. (syi/wil)
Shared:
Komentar