Krisna Dwi Dharmawan menunjukan rancangan ASTOR TENAR. (Foto: Istimewa) |
MASA pandemi Covid-19 tidak meredam semangat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)) untuk berprestasi. Terbukti, Krisna Dwi Dharmawan, mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Kedokteran berhasil menjadi runner up lomba esai online. Lomba yang dihelat oleh Madura Diving Club (MARDIC) Universitas Trunojoyo ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Maritim Nasional pada tanggal 21 Agustus 2020 dan diikuti oleh mahasiswa se-Jawa Timur.
Lomba ini mengusung tema “Laut Indonesia sebagai Pesona Dunia dan Masa Depan Bangsa”. Tertarik dengan tema tersebut, Krisna yang mengaku sangat mencintai laut ini mencoba menuangkan ide dalam bentuk esai berjudul “ASTOR TENAR (Waste Detector Technology in the Water): Inovasi Pengolahan Limbah Pelabuhan sebagai Upaya Preventif dari Kerusakan Laut Indonesia.”
Sistem kerja alat ini adalah membersihkan berbagai sampah yang ada di pelabuhan sampai ke hilir dan cara kerjanya mirip dengan vacuum cleaner. “Sampah dan limbah yang telah tersedot ke dalam ASTOR TENAR ini akan diproses dan dipilah menurut jenisnya menggunakan mesin sensor yang dapat menyeleksi antara sampah organik, nonorganik, dan limbah logam berat,” terang Krisna diwawancarai Jumat (28/8).
Sampah yang dapat didaur ulang akan dipisahkan, sementara sampah yang sulit di daur ulang akan dibakar di dalam alat ini. Panas dari pembakaran akan dikonversi menjadi energi gerak atau energi listrik. Untuk gas racun hasil pembakaran akan dicairkan dan disimpan rapat agar tidak keluar ke udara bebas sehingga tidak mengakibatkan pencemaran udara, sedangkan limbah logam berat dipisahkan dari air dan dimanfaatkan lagi dalam bidang industri.
Baca juga: Peminat FK dan Farmasi UMM di UTBK Gelombang Kedua Tetap Tinggi
“Alat ini merupakan solusi pencegahan rusaknya kelestarian laut Indonesia dan pencemaran air laut, serta menjadikan inovasi dalam pengolahan limbah. Terjaganya kelestarian laut Indonesia akan mendorong Indonesia agar dapat memaksimalkan potensi yang tersimpan di lautan Indonesia,” ujar Krisna.
Di negara berkembang seperti Indonesia, sambungnya, sistem pembersihan sampah di lingkungan pelabuhan masih dengan cara konvensional. Dengan adanya ASTOR TENAR yang menggunakan sistem otomasi, maka pembersihan sampah dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien, karena sampah yang dihisap langsung diidentifikasi sesuai jenis sampahnya (organik, anorganik, dan logam).
“Selain itu, teknologi generator Termoelektrik (Peltier) yang terdapat pada alat ini menambah efisiensi energi, karena mengubah energi panas yang seharusnya terbuang menjadi cadangan energi listrik,” ungkap mahasiswa asal Lumajang, Jawa Timur ini.
ASTOR TENAR tidak membutuhkan adanya manusia dalam operasinya secara langsung, karena menggunakan sistem kendali jarak jauh. Oleh karena itu, pekerja yang mengoperasikaan ASTOR TENAR dapat terhindar dari berbagai risiko dalam membersihkan sampah di laut, seperti tenggelam dan terkena penyakit bawaan dari sampah.
Baca juga: FH UMM-ASIFA Football Academy Jalin Kerjasama Majukan Talenta Sepak Bola
“Dengan adanya ASTOR TENAR ini kelestarian laut akan lebih terjaga dan dapat menghindari pencemaran air khususnya di daerah pelabuhan dan hilir. Resiko berbahaya yang dialami pekerja pembersih sampah dapat dihilangkan dengan alat ASTOR TENAR, karena alat ini menggunakan sistem kendali jarak jauh,” kata Krisna.
Mahasiswa yang aktif dalam Lembaga Semi Otonom (LSO) Scientific Medico ini mengaku sempat kesulitan menemukan ide karena selama ini yang dipelajari dalam perkuliahan adalah bidang kedokteran. Namun berdasarkan ilmu fisika yang pernah dipelajari selama sekolah dan memang menyukai bidang teknik, maka muncul ide berbasis teknologi tersebut.
“Sumber kekayaan alam negeri kita sangat besar di lautan. Kita tahu bahwa dua pertiga wilayah Indonesia terdiri dari perairan dengan banyak potensi maritim. Oleh karena itu, kita harus saling menjaga kelestarian laut karena di situ lah kita justru mendapatkan kekayaan alam. Jika kita tidak bisa menjaganya, maka sama halnya kita merusak kekayaan alam kita sendiri. Kita harus memanfaatkan kekayaan alam dengan sebaik-baiknya, dengan menjaganya agar tetap lestari, dan menggunakannya sebaik mungkin,” pungkas Krisna. (ysn/can)