Sayla Salsabila, Ismail Ramadhani dan Audilia Safira, Mahasiswa Psikologi yang Juarai Esai Internasional. (Foto: Istimewa) |
Mengangkat fenomena permasalahan food waste, tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) raih juara esai tingkat internasional. Ketiga mahasiswa UMM tersebut adalah Sayla Salsabila, Ismail Ramadhani dan Audilia Safira dari Fakultas Psikologi yang berhasil meraih juara tiga pada lomba Internasional Scientific Essay Competition 2022. Lomba tersebut diselenggarakan secara daring oleh Universitas Lampung awal Oktober lalu.
Adapun tema besar dari lomba tersebut adalah Optimizing the Utilization of Technology to Development Goals dengan tiga kategori didalamnya. Mulai dari bidang education, economic and social culture, bidang food and agriculture dan bidang health and environment. Dari tiga kategori yang disebutkan, tim dari UMM memilih kategori di bidang food and agriculture dengan judul Nutretor: Food Nutrition Detection Technology as Food Waste Global Issues Solution in Realizing SDGs 2030.
Sayla sebagai ketua tim mengatakan alasan mengangkat judul tersebut karena fenomena food waste adalah permasalahan yang cukup kompleks. Meski sudah tersedia beberapa solusi, tapi mereka menilai upaya itu belum efektif dalma mengatasinya.
“Untuk itu, kami berusaha mencari solusi yang dapat mengatasi permasalahan mendasar dari food waste ini, salah satunya tentang stigma buruk terhadap makanan sisa. Sebetulnya, makanan itu masih sangat layak untuk dikonsumsi. Dengan demikian, kami berharap ide kami mampu mengurangi potensi makanan agar tidak menjadi food waste,” jelas Sayla.
Baca juga: Pelatihan Psikososial UMM Cetak Relawan Unggul
Lebih lanjut, mahasiswa kelahiran tahun 2002 itu menjelaskan proses pembuatan esai diawali dengan riset. Kemudian merumuskan ide berdasarkan dasar riset tersebut hingga akhirnya tertuang dalam bentuk tulisan. Selama pembuatan esai, ia merasa proses yang cukup menghambat adalah riset. Apalagi hanya ada segelintir pembahasan mengenai kelayakan makanan.
“Meski begitu, sedikitnya literatur ini justru menjadi tantangan bagi kami untuk menelurkan ide yang apik. Kompetisi ini juga levelnya internasional, jadi semua proses lomba dari awal hingga akhir menggunakan bahasa Inggris. Makanya, kami sangat tertantang dengan hal itu mengingart kami juga dari kelas interansional psikologi UMM,” terang mahasiswa asal Nganjuk itu.
Baca juga: HSIC Fikes UMM: Indonesia Bisa Terapkan Artificial Intelegent dalam Kesehatan
Mereka bersyukur berada dalam naungan UMM. Apalagi dengan banyaknya unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang meningkatkan potensi tiap mahasiswa. Salah satunya UKM Forum Diskusi Ilmiah (FDI) yang mampu melahirkan para periset dan penulis unggul. Banyak dari anggotanya yang sukses merengkuh kemenangan di berbagai kompetisi.
“Semoga prestasi ini dapat menjadi pemantik untuk kami dan teman-teman lain agar bisa mencetak prestasi dan mengharumkan nama Kampus Putih. Kami juga ingin menunjukkan bahwa mahasiswa kampus swasta juga bisa berprestasi dan mengalahkan universitas-universitas lain,” tegasnya. (zak/wil)