Dr Mursidi MM, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMM saat membedah Disertasinya. |
PUSAT Studi Islam dan Filsafat Universitas Muhammadiyah Malang (PSIF UMM) kembali mengadakan bedah disertasi. Kali ini, PSIF menghadirkan Dr Mursidi MM, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMM yang menulis disertasi berjudul "Gaya Kepemimpinan Perguruan Tinggi Islam Swasta: Studi Fenomenologi di UMM".
Dalam disertasinya, Mursidi mengatakan, ia hendak mengungkap fenomena di balik kemajuan UMM. "Keberhasilan UMM adalah fenomena yang nampak, karena itu dengan pendekatan fenomenologi, saya hendak menggali apa yang ada di balik kesuksesan itu," kata mantan Pembantu Rektor II UMM ini pada kegiatan yang berlangsung di Aula Masjid AR Fachruddin Lantai 2 UMM ini, Jumat (5/5).
Dari pencariannya, Mursidi menemukan bahwa gaya kepemimpinan dua mantan Rektor UMM, yaitu Malik Fadjar (MF) dan Muhadjir Effendy (ME) merupakan faktor kunci yang merubah UMM dari pengikut pasar (market follower) menjadi pemimpin pasar (market leader). “Jika dulu mengikuti apa yang sedang ngetren di pasar pendidikan, saat ini UMM justru menjadi rujukan karena berbagai inovasi yang dilakukannya,” papar dosen FEB UMM ini.
Berdasarkan temuannya, Mursidi menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan UMM ditandai dengan munculnya tiga corak, yaitu pertama, kepemimpinan berfilosofi profetik dan penggerak dengan implementasi manajerial berpola paguyuban, lurus dan dinamis. Kedua, kepemimpinan berfilosofi guru dan kuntul baris dengan implementasi pola jurnalis, militer dan sepakbola. Ketiga, lahirnya gaya kepemimpinan MF dan ME dipengaruhi oleh perjalanan hidupnya sejak dini di lingkungan keluarga dan sekolahnya.
Terlebih, Mursidi meyakini bahwa kepemimpinan gaya aktivis merupakan irisan yang mempertemukan antara MF dan ME. Latar belakang keduanya sebagai aktivis mempengaruhi gaya mereka dalam menggerakkan organisasi. “Gaya aktivis ini dicirikan dengan adanya mimpi-mimpi besar yang dibangun melalui diskusi-diskusi, lalu diimplementasikan dengan gerakan-gerakan penuh semangat. Itulah yang membuat UMM bisa sebesar sekarang ini,” jelas Mursidi yang mengambil pendidikan doktornya di Universitas Brawijaya (UB) Malang ini. (can/han)