Begini Islam Memandang Hak Asasi Manusia

Author : Humas | Selasa, 18 Desember 2018 11:17 WIB
Prof. Dr. Ishommudin, M.Si di podium. (Foto: MIrza/Humas)

BERBICARA tentang kondisi Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia selalu menjadi perdebatan yang menarik. Pasalnya, menegakkan dan memenuhi HAM untuk 265 juta penduduk Indonesia selalu menemui kondisi ketimpangan.

Tahun ini saja, Komisi Nasional (Komnas) HAM diberikan rapor merah oleh masyarakat. Hal tersebut berkaitan dengan semakin maraknnya kasus-kasus ketimpangan sosial yang berimbas pada tidak ditegakkannya HAM.

Disamping itu, HAM menjadi menarik jika dikaji melalui perspektif Islam. HAM, disebut sebagai sebuah hak yang sudah dimiliki oleh setiap individu sejak ruh yang tertanam pada dirinya dianugerahkan oleh Allah SWT.

"Sesungguhnya manusia diciptakan dengan mewarisi sifat-sifat ketuhanan, namun Tuhan memberikan pilihan (hak, red.) padanya," papar Prof. Dr. Ishommudin, M.Si pada Seminar Nasional HAM BEM UMM, Senin (17/12).

Lebih lanjut, Ishomuddin memaparkan bahwa HAM pada setiap individu bersumber pada hati masing-masing. Saat hati tidak merasa puas akan apa yang terjadi, khususnya pada fisik manusia, maka hal itu diungkapkan sebagai pelanggaran HAM.

“Manusia itu lupa, bahwa mereka sejak diciptakan telah dianugerahi sifat selalu ingin memuaskan diri dan tamak. Sifat tersebut akan menjadi liar jika tidak dikendalikan oleh logika,” kata Ishomudin.

Islam sendiri secara utuh telah mengajarkan bagaimana menerapkan HAM dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan perbedaan yang kemudian dihargai adalah bentuk ditegakkannya HAM.

Tak berhenti di situ, sambung Ishomudin, penegakkan HAM dapat dimulai dengan memutuskan dan memusnahkan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma dalam kehidupan bersosial, yang membawa keburukan bagi kehidupan sosial.

“Menghargai perbedaan dan memerangi yang zalim sebenarnya adalah hal yang mudah untuk dilakukan oleh setiap umat sebagi seorang individu,” tutup Ishomudin dalam pemaparan yang dihadiri mahasiswa berbagai jurusan ini.

Hadir pembicara lain Haris Azhar, Direktur Eksekutif Lokataru Foundation dan Rocky Gerung, Peneliti di Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D). Kedua tokoh ini juga memprovokasi mahasiswa untuk lantang menyuarakan kebenaran. (nis/can)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image