Penyematan Kalung Peserta Bela Negara FPP 2024 (Foto : Rizki Humas) |
Bela negara menjadi sarana untuk mendidik generasi bangsa yang kuat, tidak hanya dari segi fisik, tapi juga mental dan kecerdasan. Hal itu ditegaskan Komandan Arhanud Brigjen TNI R. Edi Setiawan, S.H. di rangkaian bela negara Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Agenda yang diikuti ratusan mahasiswa baru FPP Kampus Putih itu dilaksanakan pada 16 Januari di Pusat Pendidikan Artileri Pertahanan Udara (Pusdik Arhanud) TNI Angakatan Darat (AD) Junrejo, Kota Batu.
Lebih lanjut, Edi mengatakan bahwa pihaknya tersanjung karena bisa menjadi bagian dari proses pembentukan dan pendidikan mahasiswa. Selama kurang lebih satu minggu ke depan, para peserta akan dilatih kedisiplinan, nilai kebangsaan, kekompakan, pencegahan narkotika dan lain sebagainya. Diharapkan, para mahasiswa baru bisa mendapatkan wawasan tentang kebangsaan, semangat kebangsaan, dan rasa cinta kepada negara.
Baca juga : Dosen UMM: Meski Sehat, Tak Semua Sayur Organik Bebas dari Residu
Menurutnya, pendidikan seperti ini sangat diperlukan untuk mengimbangi perkembangan zaman yang semakin bebas. Generasi muda harus mampu menghadapi dan tidak mudah terpengaruh hal yang menyimpang.
“Jangan sampai perubahan zaman malah melunturkan jiwa setiap anak muda. Maka dari itu, apresiasi sebesar-besarnya kepada pihak UMM khususnya FPP yang telah memberikan wadah bagi mahasiswanya untuk dididik di sini,” tambahnya.
Di sisi lain, Dekan FPP UMMDr. Ir. Aris Winaya, M.M., M.Si. menyampaikan, bela negara adalah program wajib tahunan bagi mahasiswa baru yang dan sudah terselenggara lima tahun berturut-turut. Tujuannya untuk melatih mahasiswa agar memiliki mental, fisik, dan spiritual yang kuat. Sehingga saat mereka terjun ke lapang untuk membantu petani ataupun sebagai produsen bahan pangan bisa berjalan dengan baik dan memiliki dedikasi tinggi.
Baca juga : Pajak Hiburan Naik 40-75%, Begini Penjelasan Dosen UMM
Pelatihan ini juga ditujukan untuk mencegah hal-hal yang menyimpang seperti perilaku perundungan, konsumsi narkotika, kekerasan seksual, dan lain sebagainya. “Lingkaran kejahatan seperti ini harus diminimalisir sedini mungkin, maka dari itu kami menyelenggarakan pelatihan bagi mahasiswa baru,” tambahnya.
Tak hanya itu, pelatihan bela negara ini juga bisa dikonversi ke dalam dua mata kuliah yang berbeda yaitu pancasila dan pendidikan agama. Sehingga, manfaat yang diterima mahasiswa tak hanya sekedar melatih fisik dan mental namun juga akan berpengaruh kepada nilai mata kuliah tersebut.
Hal serupa disampaikan Rektor UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. yang mengapresiasi. Menurutnya, kolabroasi FPP UMM dan Pusdik Arhanud memberikan beragam manfaat. Nantinya, pihak rektorat juga akan meninjau pelatihan ini dan akan menjadi role model bagi fakultas lain untuk menyelenggarakan pelatiha serupa.
“Semoga para mahasiswa bisa menjalankan dna menerapkan berbagai hal yang didapat di pelatihan bela negara. Bahkan nanti ketika bekerja dan berkarya di masyarakat,” tegasnya mengakhiri. (*tri/wil)