Rizki Boncel. (Foto: Humas UMM) |
Semakin banyak saja alumni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sukses dengan skill kekinian. Muhammad Rizky alias Rizky Boncel, misalnya. Alumni Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi ini sukses dengan kemampuannya menjadi content creator dan public speaking sehingga dikenal luas di kalangan anak muda sekarang.
Profil Boncel dikupas dalam serial Communication Talk Prodi Komunikasi UMM, melalui bincang online Alumni Sharing Session, Sabtu (9/05/2020). Dipandu host Fuad Nasvian, Boncel membagikan tips suksesnya untuk para calon mahasiswa, mahasiswa dan alumni yang mengikuti acara bertajuk “Entertainer adalah Jalan Ninjaku” ini.
Wajah Boncel tak asing di mata milenial yang menggemari sinetron komedi OK Jek di NET tv, maupun program Redaksiana, Tau Gak Sih dan CCTV di Trans 7. Dia juga sempat membintangi beberapa FTV di SCTV, kuis Komunikata GlobalTV serta membawakan Mboisson di JTV. Rambut lurus berponi dengan suara dan celotehan yang khas, menjadikannya mudah dikenali. “Lebih tepatnya saya ini adalah warga sipil yang menjadi content creator,” katanya memulai diskusi.
Sejak SMA, Boncel menyukai public speaking melalui berbagai kegiatan sebagai MC. Penampilannya yang kocak membuatnya mulai percaya diri tampil di depan kamera. Dia mencoba membuat cerita sendiri untuk konten-konten yang diunggah di channel Youtube. Beberapa webseries yang sudah tayang antara lain “Yakin Nikah” (JBL Indonesia), “Filosofi Kopi” (Visinema), “Cikur” (Bank Indonesia) dan “Berpayung Rindu” (Unda Undi).
Baca juga: Pakar Pembejaran UMM: Pembelajaran di Masa Covid-19 Perlu ‘Nafas Buatan’
Boncel juga membintangi beberapa film pendek. Antara lain, “9 Sisi Gusdur”, “Generasi Micin”, “Kartolo Numpak Terang Bulan”.
“Karena pandemik Corona, banyak jadwal syuting break. Makanya sekarang lebih banyak membuat konten untuk Instagram saja,” kata Alumni UMM angkatan 2012 ini.
Berbagai tips menjadi kreator konten dibagikan Boncel. Salah satunya harus konsisten. “Harus selalu punya ide, harus konsisten produktif, cari yang unik dan positif. Jangan ogah-ogahan,” tuturnya.
Dia menyesalkan banyak kreator konten yang nakal demi menarik perhatian.
“Banyak oknum Youtuber yang membuat konten sampah, prank yang merugikan orang adalah contoh konten yang tidak mengedepankan value manfaat dari konten,” kilahnya.
Agar tetap bisa membuat konten positif, Boncel berharap para pemula untuk memulainya dengan menentukan branding diri untuk menunjukkan personal brandingnya. Selain itu, perlu menentukan segmentasi yang tepat. Kemampuan melakukan riset juga diperlukan agar ide kreatif selalu ditemukan dengan tepat.
“Selanjutnya adalah kolaborasikan ide-ide tersebut untuk dieksekusi dalam bentuk grafis, visual atau apapun,” kata Boncel.
Meski menyenangkan, Boncel juga menghadapi pengalaman yang membuatnya sempat stress. Awal karirnya ketika masih menjadi mahasiswa dia menulis buku humor dengan judul “Susilo Boncell Yudhoyono”. Tak ayal judul itu menuai protes karena diasosiasikan dengan nama presiden yang sedang berkuasa waktu itu, Susilo Bambang Yudoyono. Tak kehabisan akal, judul bukupun diubah lebih menarik menjadi “Susilo Boncell Jombloyono” yang membuat namanya semakin dikenal.
Baca juga: Tim UMM Terima Penghargaan IDEAthon Kemenristek Berkat Ide Aplikasi Covid-19
Pernah juga dia diserang melalui akun Instagramnya gara-gara menyebut nama seseorang dengan guyonan ketika menjadi MC. Caption negatif yang melekat pada predikat ke-MC-annya sempat viral dan dibahas di sebuah acara televisi. “Padahal itu hanya potongan, tidak utuh,” aku Boncel yang sempat stress dibuatnya.
Boncel merasa beruntung karena masuk ke dalam komunitas yang memacu adrenalin kreativitasnya, yakni di Prodi Komunikasi UMM. “Selain dosen dan fasilitas yang keren, kesempatan berkarya, berekspresi dan berprestasi yang diberikan kampus ini selama menjadi mahasiswa memberikan impact besar pada karir saya,” aku alumni yang mengagumi dua dosennya yaitu Nurudin dan Arif Hidayatullah ini.
Bukan hanya Rizki Boncel, banyak juga jebolan UMM yang sukses menjadi influencer/ conten creator. Ada Hari Obbi dan Yudistira lewat channel Youtube yang memotivasi pemuda indonesia untuk berkarya dan memanfaatkan gadget/handphone dengan baik. Kini memiliki 199 ribu subscriber. Ada juga Luluk HF, novelis yang beberapa karyanya novelnya best seller dan telah diangkat ke layar lebar. Di Instagram, Luluk sudah memilki 183 ribu follower.
UMM sendiri, pada penerimaan mahasiswa barunya membuka jalur khusus Influencer/ Content Creator. Bagi Youtubers dengan subscriber minimal 5.000 dan Selebgram dengan follower minimal 10.000 akan diseleksi tanpa tes masuk. Tentu prosesnya tak sembarangan, diseleksi lebih dulu lewat mekanisme uji keterampilan. (nas/can)
Simak video selengkapnya: Klik di Sini!