Ir. Syafri Afriansyah, MBA ketika memberikan seccess story kepada wisudawan (Foto : Istimewa) |
Gelaran wisuda Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali dilangsungkan pada Sabtu (3/4). Sama seperti periode sebelumnya, wisuda kali ini dilaksanakan secara daring dan luring dengan protokol kesehatan yang ketat. Kali ini giliran Ir. Syafri Afriansyah, MBA selaku Head of Human Capital for Poultry Business PT Charoen Pokphand Indonesia yang didapuk untuk memberi success story.
Mengawali wisuda, Dr. Fauzan, M.Pd. selaku rektor UMM mengatakan bahwa ilmu dan pengalaman yang mahasiswa dapatkan ketika kuliah bisa menerangi kehidupan masyarakat. Mampu membangun keindahan dan kedamaian bagi sesama.
Ia juga menuturkan bahwa wisudawan akan menghadapi kondisi yang dinamis dan susah ditebak. Maka dari itu diperlukan berbagai mindset agar bisa bertahan. Salah satunya kemampuan beradaptasi yang baik. “Tidak ada opsi lain yang bisa dipilih. Mau tidak mau kita harus selalu memperbarui pengetahuan dan pengalaman. Selalu berusaha menjadi problem solver dan mengambil peran dalam perubahan baik,” tegasnya.
Baca Juga : UMM Kembangkan RS Darurat Penanganan Covid-19
Sementara itu, Syafri memulai success story speech-nya dengan kisah seorang profesor dan tukang perahu. Ia menceritakan bagaimana sang profesor tersebut selalu bertanya kepada tukang perahu tentang geografi, geologi dan biologi. Tentu saja tukang perahu sama sekali tidak mengetahuinya. Terlebih lagi sang profesor berkata bahwa tukang perahu telah menyia-nyiakan sebagian besar hidupnya.
Hingga akhirnya di penghujung sungai perahu terguling dan membuat keduanya jatuh. Tukang perahu bertanya apakah profesor bisa berenang. Jika tidak, maka ia telah menyianyiakan hidupnya. “Kisah ini ingin memberi tahu kita bahwa softskill dan hardskill harus berjalan beriringan agar kita mampu mencapai kesuksesan,” terangnya lebih lanjut.
Baca Juga : Self Planning Kunci Sherly Raih Predikat Wisudawan Terbaik
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ada banyak pilihan usai menyelesaikan studi. Pawa wisudawan bisa memilih menjadi pegawai negeri, swasta, berwirausaha maupun yang lainnya. Meksi begitu perlu diketahui bahwa ancaman pengangguran masih mengintai. Menurut data statistik 2019, ada kenaikan pengangguran dari para sarjana, apalagi di tengah pandemi seperti saat ini. Ada sekitar 2,8 juta pekerja yang terdampak dengan adanya Covid-19.
Maka para sarjana perlu menyiapkan berbagai skill agar bisa bertahan di tengah era disrupsi. Logika berpikir yang baik adalah salah satunya. Adapula kerativitas dan problem solving yang nantinya bisa menopang para wisudawan. “Menurut survey yang saya temukan, ada kemampuan lain yang harus dimiliki. Beberapa di antaranya work ethic, collaboration, good communication, social responsibility, critical thinking serta problem solving,” tambah Syafri.
Ia juga berpesan kepada wisudawan bahwa dunia kerja masa depan sangatlah kompetitif. Tidak akan ada yang akan membayar kita hanya karna memiliki ijazah. Tidak ada alasan juga untuk tidak mengetahui perkembangan zaman. Terakhir, ia juga mengatakan bahwa kompetisi dalam dunia kerja tidak hanya terbatas di tempat kita tinggal.
Dalam kesempatan yang sama, sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UMM, Drs. H. Wakidi menuturkan agar para wisudawan bisa menjaga nama baik almamater. Apalagi setelah ditetapkannya UMM sebagai kampus Islam terbaik di dunia. “Selalu jaga nama baik kampus dengan ketakwaan pada Tuhan, pandai bersyukur, berbakti kepada orang tua dan memiliki akhlaqul karimah,” harapnya kepada wisudawan. (wil)