PLTMH UMM Sebagai Bukti Nyata Kontribusi UMM untuk SDG's. (Foto: Rino Humas) |
Berkat berbagai kontribusi nyata yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sustainable Development Goals (SDGs) Center UMM kini telah diakui oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI. Hal itu tak lepas dari sederet manfaat sudah diberikan kepada masyarakat, seperti misalnya di bidang pangan dan energi.
Menariknya, UMM menjadi perguruan tinggi swasta pertama di Jawa Timur yang mendapatkan rekognisi tersebut. Bahkan sampai saat ini, hanya ada 40 kampus dari 4000-an perguruan tinggi di Indonesia yang mendapat rekognisi tersebut.
Rektor UMM Prof. Dr. Fauzan, M.Pd. mengatakan bahwa selama ini UMM melalui program Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat (P3M) memang telah banyak menebar inovasi. Para profesor telah bekerja sama dengan sederet daerah, utamanya untuk berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mencapai target SDGs.
Dengan Pemkab Bondowoso misalnya, Tim UMM yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Indah Prihartini, MP. telah berhasil mendampingi kelompok tani padi tradisional yang kini beralih ke pertanian organik. Sudah ada lebih dari 164 hektar sawah yang telah bersertifikat pertanian organik di sana.
Baca juga: Taekwondo UMM Borong Medali di Pomprov Jatim
Di samping itu, Kampus Putih juga sudah mengimplementasikan pembangkit listrik tenaga mikro hidro. Tidak hanya di wilayah kampus, tapi juga di berbagai lokasi. Dua di antaranya berada di Wisata Sumber Maron Malang dan Boon Pring. Upaya ini juga terus dilebarkan ke kota atau kabupaten lain. Saat ini, Kampus Putih juga tengah mengembangkan dua sektor bersama Jember, yakni mandiri pangan melalui program budidaya pertanian organik dan mandiri energi yang berupa pembangunan PLTMH.
Sementara itu, Prof. Dr. Ignasius D.A. Sutapa, M.Sc., Vice Chairman of UNESCO IHP IX WG on Ecohydrology and Water Quality, menilai bahwa pengakuan ini bukan hal yang mengejutkan. Mengingat Kampus Putih UMM memang memiliki kapasitas dan kompetensi untuk berkontribusi membantu dunia mengatasi masalah SDGs. Apalagi track record yang dimiliki Kampus Putih sudah sangat mumpuni dan memiliki banyak best practice.
Baca juga: Tahun Politik 2024, Dosen UMM Sebut Pemilih Muda dan Peran Media jadi Penentu
Lebih lanjut, Ignas menjelaskan, tiap negara memang didorong untuk berkontribusi dalam ranah SDGs dan perguruan tinggi memiliki peran yang strategis. Berdasarkan catatan Bappenas, kontribusi kampus dapat mencapai angka yang signifikan, yakni 46,7% apabila bekerjasama dengan pemerintah dan industri. Menurutnya, tanpa keterlibatan perguruan tinggi, butuh waktu lama poin-poin SDGs bisa dicapai.
Kampus yang memang memiliki tugas untuk meneliti, mengedukasi, dan mengabdi punya bagian penting. Utamanya dalam mengakselerasi dan meningkatkan efektivitas upaya menjalankan solusi SDGs. Apalagi tiga tahun belakangan, progresnya melambat berkat munculnya pandemi Covid 19.
“Kampus-Kampus, termasuk UMM, akan menjalankan porsi strategis untuk berperan aktif menjalankan program SDGs. Mereka akan menjadi referensi dan diharapkan memberikan pandangan dan referensi terkait masalah SDGs,” tegas Ignas mengakhiri. (wil)