Ika Wahyu Purwaningsih alumni D3 Keperawatan Vokasi UMM yang sukses meniti karir keperawatan di Jepang. (Foto: Istimewa) |
Berani mencoba hal baru menjadi resep alumni D3 Keperawatan Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ika Wahyu Purwaningsih. Ia berhasil meniti karir keperawatanya di Negeri Matahari Terbit, Jepang. Perempuan asli Malang ini kini telah menyelesaikan kontrak kerja selama 3 tahun lamanya di negeri tersebut.
Ika, demikian panggilan akrabnya mengaku keberangkatannya ke negeri sakura tidak didapat begitu saja. Ia perlu menyiapkan beberapa hal, mulai dari kemampuan Bahasa Jepang hingga berkas-berkas yang dibutuhkan agar bsia berkarya di sana.
“Keberhasilan saya meniti karir di Jepang tidak leaps dari dukungan vokasi UMM melalui program persiapan hingga keberangkatan. Saya dan teman-teman mendapat pembekalan bahasa asing selama delapan bulan. Kemudian dikarantina selama 3-4 bulan untuk diberi materi mengenai pekerjaan kami di sana,” ujar alumni Fakultas Ilmu Kesehatan tersebut.
Baca juga: Sambut Tahun Baru, Ini Tips Dosen UMM buat Amankan Keuanganmu di 2023!
Bekerja di negara lain dengan kebiasaan dan budaya baru, membuat Ika harus pandai menyesuaikan diri. Ia mengaku harus berusaha keras untuk beradaptasi. Utamanya di awal-awal bekerja. Namun semua berjalan dengan baik seiring berjalannya waktu.
Salah satu kultur berbeda yang ia lihat adalah tingkat kedisiplinan. Di sana, ia harus belajar mengatur waktu dan tidak telat dalam berbagai hal. Saat ini, kebiaasaan itu malah menjadi kegiatan sehari-harinya. Bahkan saat kembali ke Indonesia.
“Selain karena gaji yang tinggi, saya tertarik ikut program ini karena merasa penasaran dengan suasana kerja di Jepang. Saya bekerja sebagai perawat lansia di sebuah panti jompo dengan delapan jam kerja. Sabtu dan Minggu libur, biasanya saya gunakan untuk jalan-jalan menjelajah kota,” jelasnya.
Baca juga: Humas UMM Raih Gold Winner di Anugerah Humas Diktiristek Nasional 2022
Adapun di sana, Ika bisa mendapatkan gaji sekitar 15 jutaan perbulan dengan fasilitas kerja yang lengkap dan terjamin. Bahkan tempat tinggal dan kendaraan juga sudah difasilitasi agar pekerja bisa lebih nyaman dalam mengemban tugas.
Jika bisa memilih, dengan berbagai kemudahan dan pengalaman kerja yang di dapat, Ika sebetulnya berniat untuk meneruskan kontrak. Namun sayangnya, ada kepentingan keluarga yang perlu ia selesaikan segera sehingga akhirnya tidak dapat melanjutkan pekerjaannya di negeri sakura.
Tidak hanya Ika, program kerjasama UMM dan sederet perusahan Jepang yang difasilitasi oleh program vokasi ini juga telah mengantarkan banyak mahasiswa alumni program vokasi berkarir di ranah internasional. Hal ini juga menjadi langkah UMM untuk mengantarkan lulusannya menjadi pribadi yang mandiri dengan kompetensi internasional. (fit/wil)