UMM Fasilitatori Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra (Foto: Syifa/ Humas) |
Universitas Muhammaidyah Malang (UMM) kembali dipercaya oleh pemerintah Indonesia. Kali ini Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMM diminta untuk menjadi fasilitator oleh Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Adapun agenda peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) tersebut berlangsung selama empat hari sejak Senin (24/5) lalu.
Saat ditemui, Dr. Arif Budi Wurianto, M.Si. selaku Kepala BIPA UMM menjelaskan bahwa mereka sudah beberapa kali diundang untuk menjadi pemateri maupun fasilitator. Kali ini Arif berkesempatan untuk memberikan paparan terkait penyusunan desain penelitian tematik keBIPAan. “Alhamdulillah bisa kembali dipercaya dan memberikan manfaat kepada teman-teman lainnya,” tuturnya melanjutkan.
Baca juga : Dosen Hukum UMM Bahas Kebocoran Data BPJS Kesehatan
Ia mengungkapkan bahwa kepercayan yang diperoleh merupakan hasil dari usaha BIPA UMM dalam menyebarkan Bahasa Indonesia ke mata dunia. Beberapa kali staf mereka menjadi duta bahasa di negara lain dan mengajarkan Bahasa Indonesia. Di samping itu juga mengembangkan kelas dan proses belajar mengajar yang ada di BIPA UMM.
Lebih lanjut, Arif mengatakan bahwa kepercayaan ini juga menjadi bagian dari langkah-langkah internasionalisasi UMM. Usaha mengenalkan dan mempromosikan Bahasa Indonesia ke negara lain secara tidak langsung membuat UMM dikenal di luar negeri. “Ini adalah sebuah amanah untuk terus berkontribusi dan menghaurmkan nama UMM,” tutur Arif.
Baca juga : Mahasiswa UMM Raih Juara dalam Parliamentary Debat Nasional
Menurutnya, mereka juga telah melakukan berbagai kegiatan dengan maksimal untuk mengajarkan Bahasa Indonesia. Sekalipun di masa pandemi yang menyulitkan. Salah satunya yakni membangun hubungan dengan kampus-kampus luar negeri yang menyelenggarakan kelas Bahasa Indonesia. Di samping itu juga terus membuka akses internasional bagi mahasiswa asing yang ingin belajar Bahasa Indonesia di UMM.
Terakhir, ia juga berharap agar BIPA UMM tidak hanya fokus mempromosikan Bahasa Indoensia saja. Namun juga memberikan inovasi-inovasi dan terobosan baru, khususnya dalam hal keBIPAan. “Tentu saja saya berharap kami bisa membantu mempromosikan Bahasa Indonesia serta UMM ke dunia global. Semoga moto Dari UMM untuk Dunia bisa terwujud dengan baik,” pungkasnya menerangkan. (wil)