BPH UM Mataram Studi Banding ke UMM

Author : Humas | Jum'at, 01 April 2016 13:52 WIB
Rektor UMM Fauzan (tengah) berfoto bersama BPH UM Mataram di depan Rektorat UMM, Jumat (1/4). (Muhammad Zulfikar Akbar/Humas UMM)

TUJUH orang dari unsur Badan Pembina Harian (BPH) dan pimpinan Universitas Muhammadiyah Mataram (UM Mataram) berkunjung ke kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat, 01/04. Rombongan dipimpin langsung oleh ketua BPH, Abdul Muhiet El Lefaqy, disertai sekretaris, Lukmanul Hakim. Mereka diterima rektor UMM, Fauzan, asisten rektor bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Nur Hakim, dari Badan Pengembangan Akreditasi (BPA), Surya Anoraga, dan kepala Humas Nasrullah.

Muhiet mengaku masih terkesan ketika tahun 2005 ikut Muktamar Muhammadiyah di UMM dan menginap di kampus ini. Pada waktu itu ia berfikir kampus sebesar UMM ini pasti memiliki visi yang kuat sehingga bisa terus maju hingga seperti sekarang. “Saya juga sering baca di Republika, selalu ada laporan panjang lebar tentang UMM. Kami selalu mengikuti perkembangan kampus ini dari Mataram,” akunya.

Kepada UMM, Muhiet berharap dapat memperoleh bimbingan agar secara teknis UM Mataram memiliki kemampuan mengelola aset, keuangan, akreditasi, hingga persoalan IT. “Ini sangat penting bagi kami, karena sebagai kampus kecil kami ini ingin memiliki kualitas yang baik,” ungkapnya.

Menanggapi permintaan UM Mataram, Fauzan membuka selebar-lebarnya kesempatan agar ada tim teknis yang dikirim ke UMM untuk magang dan belajar di sini. Sedangkan dengan BPH, ia mengajak berbicara tentang tema yang lebih visioner. Sebab, BPH tidak perlu mengurusi hal-hal teknis. “Biarlah nanti yang teknis-teknis langsung dipelajari, bukan dibicarakan,” kata rektor.

Menurut Fauzan, masing-masing Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) memiliki karakter dan cara manajemen yang khas. Di UMM, misalnya, BPH tidak terlalu mengurusi teknis, termasuk soal keuangan. “BPH di UMM ini menjadi rujukan konsultasi dan laporan kita-kita yang mengelola universitas. Sepanjang apa yang kami lakukan benar, tidak terlalu banyak yang dibicarakan dengan BPH,” kata Fauzan terkait sikap saling percaya antara universitas dengan BPH.

Lebih lanjut, Fauzan mengungkapkan dalam membina PTM lain, UMM tidak hanya memberi bantuan pinjaman tetapi juga menyiapkan mental para pengelolanya agar bisa mengelola keuangan dengan baik. Mereka harus bisa bekerja sama satu sama lain, sehingga dalam membangun atau mengelola kampus tidak terjadi konflik.

“Saya kira manusiawi jika sudah ada ‘gula’ lantas ada benih-benih konflik untuk berebut, tetapi kalau itu tidak bisa diatasi maka tidak akan bisa maju. Jadi yang penting adalah mentalitas pengelolanya,” ujar Fauzan.

Dalam mengelola akreditasi institusi UM Mataram juga meminta UMM memberi advice tentang bagaimana menyiapkan visitasi. Sampai saat ini pihaknya sudah mengirimkan berkas borang ke BAN PT, dan dalam waktu dekat akan divisitasi oleh asesor. “Yang penting semua standard harus terpenuhi. Jika ada bagian yang kurang, maka harus ada standar lain yang lebih baik sehingga nilainya bisa menutupi kekuarangan. Kadang-kadang penilaian kualitatif sangat diperlukan oleh asesor untuk menentukan nilai akreditasi,” pesan Surya.

UM Mataram merupakan salah satu PTM di bawah binaan UMM. PTM ini dikenal sebagai kampus yang agresif dan memiliki semangat untuk maju. Tak sedikit alumni UMM yang kini menjadi dosen dan pimpinan di sana.  (nas)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image