Penyerahan buku Buka-Bukaan AREMA dari UMM yang diwakili Yunan Syaifullah kepada Presiden Kehormatan Arema, Rendra Kresna, Kamis (11/8). (Rino/Humas) |
DI hari ulang tahunnya (ultah) ke-29 tahun, klub kebanggaan Arek Malang, Arema, menerbitkan buku kumpulan essay berisi dua puluh-an tulisan karya pemain dan menejemen Arema di penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). “UMM sedari dulu telah memiliki hubungan yang baik dan emosional dengan Arema. Khususnya tahun-tahun saat Arema tidak berada di situasi-kondisi seperti sekarang,” kata Yunan Syaifullah, Sekretaris UMM Press.
Dilatar belakangi sejarah dan hubungan yang baik itu, menejemen Arema meminta kesediaan UMM untuk menerbitkan sebuah buku. “Tentu kita sambut dengan tangan terbuka. Alasannya, satu yang paling penting, belum satupun klub sepakbola di Indonesia yang mendokumentasikan perjalanan sejarahnya dalam bentuk tulisan. Selama ini dokumentasi itu kebanyakan berupa visual,” klaim Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMM yang juga pengamat sepak bola dan penulis buku Filosofi Bola ini.
Selaras dengan judul sampulnya, Buka-Bukaan Arema, buku setebal delapan puluh lima halaman ini mengulas ‘isi dapur’ dan juga pengalaman yang tidak pernah terungkap sebelumnya. Pengolahan buku tersebut, mulai dari proses pengeditan naskah hingga siap buku cetak hanya memakan waktu empat hari saja. Kamis (11/8) lalu, bertepatan dengan Tasyakuran ultah Arema ke-29 tahun, buku Buka-Bukaan Arema resmi diluncurkan.
Yunan mengatakan, pihaknya menyanggupi penerbitan buku itu kalau memang mau digarap dengan serius. “Serius itu salah satunya harus terlegalisasi, yakni dengan kita daftarkan ke perpustakaan nasional dan memenuhi standar buku internasional (baca: ISBN). Kalau mau buat sejarah, harus buat buku dengan serius,” jelas Yunan.
Dibalik itu, melaui buku tersebut, diharapkan dapat meningkatkan budaya literasi di kalangan pecinta sepak bola. “Kami mencoba menyelamatkan edukasinya, literasinya, tentu saja pesan-pesan moral kampus juga tetap tersampaikan,” terangnya.
Rencananya, buku yang baru tercetak seribu eksemplar ini bakal didistribusikan ke seluruh toko buku dan dikirimkan ke tak kurang lima ratus-an klub sepak bola di seluruh Indonesia. “Kalau tanggapan masyarakat bagus, kami (baca: UMM) dan menejemen Arema akan melanjutkan penerbitan buku berikutnya,” ungkapnya.
Dalam testimoninya, Rektor UMM, Fauzan mengungkapkan, diterbitkannya buku tersebut semakin menegaskan bahwa Arema adalah aset bangsa yang menjadi icon Malang Raya. “Ia bukan sekedar sepak bola dan suporternya, tapi juga value dan culture, bahkan menjadi ideologi. Maka menjadikan Arema sebagai pusaran peradaban yang berkeadaan harus kita bangun, karena itu akan menjadi pertaruhan sejarah bagi Arema yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita. UMM dan kita semua berkepentingan untuk menjaga marwah Arema yang progresif tetapi tetap beradab. Salam Satu Jiwa,“ tandasnya. (can/rin)