SECARA tidak sengaja, saya bertemu dengan salah seorang alumni jurusan Agrobisnis Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di bandara Sultan Hasanudin Makassar. Waktu itu saya hendak terbang ke Bandung, sedangkan dia mau ke Jakarta.
"Assalamu'alaikum..." sapanya begitu melihat saya di depannya. Saya mengira dia jadi salah satu utusan Muktamar Muhammadiyah ke 47 yang hari itu digelar di Makassar. Saya sendiri, hari itu, juga baru saja menyelesaikan tugas kampus untuk mengurus media di sana. Ternyata tidak. Dia baru tiba dari Papua Barat dan akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Namanya Hasbullah, mirip nama saya Nasrullah. Wajahnya tidak asing karena mudah diingat, selain khas wajah Papua, juga dia terkenal cukup lama memegang komandi sebagai Komandan Resimen Mahasiswa. Kuliahnya saja dimulai sejak 1996 dan baru lulus tahun 2007.
"Keasyikan jadi mahasiswa," kilahnya sambil tertawa. "Kalau tidak lama begitu mungkin saya akan jadi orang yang biasa-biasa saja".
Hasbullah kini adalah ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mimika, Papua Barat. Perjalanan ke Jakarta kali ini juga merupakan salah satu tugas melaporkan kesiapan Pilkada di daerahnya.
" Agrobisnis kok jadi KPU," tanya saya menggoda.
Dengan sigap dia menjawab bahwa dunia pertanian tetap menjadi perhatiannya. Buktinya, dia sebenarnya adalah PNS di Dinas Pertanian sejak lulus UMM 2007 lalu.
"Tapi saya terpanggil, sebagai aktivis kampus saya tidak bisa dengan hanya bekerja di belakang meja. Saya tertantang berkompetisi, jadi saya mendaftar KPU," ungkapnya.
Tak hanya jadi komisioner, Hasbullah terpilih jadi ketua berkat bakat dan pengalaman kepemimpinannya.
Seolah ingin bernostalgia, pria muslim asli Mimika ini bertanya-tanya kabar rektor, hingga beberapa nama Satpam yang diingatnya di kampus. Tak hanya itu, dia suka tertawa sendiri ketika mengingat banyaknya teman dan dosen yang bertanya kapan lulus. Kali ini dia titip salam kepada orang-orang yang bertanya itu dan minta diceritakan bahwa dia sudah kembali ke Mimika sesuai janjinya ingin membangun tanah kelahirannya.
Menurut Hasbullah, Papua Barat memerlukan banyak sarjana. Selain itu, sebagai muslim dia juga ingin menunjukkan kontribusinya pada tanah kelahiran bahwa di wilayah minoritas pun dia bisa mengambil peran maksimal.
"Kami sangat rukun, tidak ada yang membeda-bedakan agama. Semua tujuannya satu, membangun daerah," ujarnya. Selamat membangun daerah Has... (nas)