Cerita Nafik, Dosen UMM yang Belajar Studi Keagamaan di Budapest

Author : Humas | Selasa, 12 November 2024 09:16 WIB
Nafik Muthohirin, dosen UMM yang kini tengah menempuh studi S3 di Eotvos Lorand (ELTE) University, Budapest, Hungaria (Foto : Istimewa)

Nafik Muthohirin, dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang kini tengah menempuh studi S3 di Eotvos Lorand (ELTE) University, Budapest, Hungaria. Pemilihan kota Budapest itu bukan hanya karena beasiswa yang diraihnya, tetapi juga karena kecocokan yang ia rasakan dengan supervisornya di kampus tersebut. Supervisor Nafik adalah seorang ahli studi Islam dan Arab yang terlibat dalam riset mengenai masyarakat Muslim di Sulawesi dan Lombok. Ini menjadi faktor penting bagi Nafik dalam memutuskan studi S3 di luar negeri.

Menurutnya, memilih supervisor menjadi hal vital untuk studi doktoral. Ia beruntung karena mendapatkan pembimbing yang ramah dan sangar terbuka. Bahkan terasa seperti teman sendiri karena bisa mengobrol dengan santai. “Program doktoral di ELTE membutuhkan waktu empat tahun—dua tahun untuk kelas dan dua tahun untuk riset. Setelah selesai, Nafik berencana kembali ke Indonesia. Baginya, hidup di tanah sendiri lebih nyaman. Selain itu, ia memang memiliki tanggung jawab sebagai dosen di UMM.

Baca juga : Ramai Pro-Kontra Coding di SD-SMP, UMM Sudah Jalankan Program Serupa

Adapun bidang yang ditekuninya adalah Contemporary Religious Studies yang sejalan dengan riset-riset Nafik sebelumnya. Ia mengaku telah tertarik dengan isu sosial dan agama sejak kuliah sarjana. Baginya meneliti perkembangan masyarakat beragama terutama umat Muslim di Indonesia seperti menjalankan ibadah sosial. Dengan penuh semangat, ia berharap ilmunya kelak bisa berkontribusi besar bagi bangsa, negara, dan tentu saja UMM.

Selama tinggal di Budapest, Nafik terkesan dengan keindahan arsitektur bersejarah yang membuat kota ini menjadi destinasi utama wisata di Eropa. Selain itu sistem transportasi publik yang teratur dan tepat waktu juga membuatnya kagum. “Di sini transportasinya selalu tepat waktu. Bersih, tertib, dan teknologinya canggih. Ini menjadi perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan di Indonesia. Semoga kita juga bisa memiliki transportasi yang lebih baik lagi,” katanya.

Salah satu tempat favorit Nafik di Budapest adalah perpustakaan universitas yang terletak di pusat kota. Arsitektur gedungnya cukup khas dengan gaya Eropa abad pertengahan. Banyak mahasiswa dari kampus lain juga datang ke perpustakaan tersebut untuk menghabiskan waktu. Bahkan dari pagi hingga sore harikarena suasananya yang sunyi dan kondusif.

Baca juga : Keren! Mahasiswa UMM Kembangkan Metaverse VR untuk Pendidikan

Untuk mengisi waktu luang, Nafik senang mengunjungi museum-museum di Budapest, terutama ketika tanggal merah saat museum dibuka untuk umum. “Museum di sini bukan sekadar tempat simpan benda bersejarah, tapi dikelola dengan baik. Di Museum Nasional Hungary misalnya, ada kafe dan penjual aksesoris. Bahkan kadang ada pertunjukan seni juga,” jelasnya dengan antusias. (vin/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image