Mahasiswa UMM mendapatkan Mendali Perak dari SIIF (Foto : Istimewa). |
Mahasiswa jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menyabet medali Silver dan Special Price King Abdulaziz University dalam ajang bergengsi Seoul International Invention Association Fair (SIIF) tahun 2023. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Korea Invention Promotion Association (KIPA) secara langsung di Korea Selatan pada 31 Oktober - 4 November 2023.
Alifia Ariana Prabaswara, salah satu anggota tim mengatakan bahwa inovasi yang mereka tawarkan adalah alat pendeteksi kekasaran permukaan jalan menggunakan sistem Image Program. Mereka memberi nama alat itu Smart Miu Meter. Tidak hanya itu, timnya juga membuat aplikasi khusus yang tersambung ke alat tersebut yang diberi nama Citra Gambar (CIGAM).
Baca juga : Kembangkan Lahan 1,1 Hektar, UMM Wujudkan Ponpes Modern Abdul Malik Fadjar
Ia menjelaskan, alat tersebut dibuat mengingat kualitas jalan adalah hal penting dalam kehidupan masyarakat. Maka, perlu adanya upaya pemeliharaan permukaan jalan. Berbeda dengan alat lainnya, Smart Miu Meter ini menggunakan metode image processing yang lebih memudahkan.
“Meski banyak inovasi dari negara lain yang keren, tapi kami selalu yakin bahwa lat yang kami bawa dari Indonesia tidak kalah bagus dan berkualitas,” ujarnya.
Lebih lanjut Alifa mengatakan bahwa, aplikasi CIGAM dapat diakses ari manapun dan siapapun secara internasional. Maka, saat pameran berlangsung, timnya mendapat perhatian dari pemerintah Bangladesh. Mereka mendapatkan tawaran dari pemerintah Bangladesh untuk bekerja sama dalam pembangunan jalan di Bangladesh.
Baca juga : Mahasiswa UMM Ini Koleksi Medali Motorcross hingga Jadi Perwakilan PON
“Memperbaiki jalanan di negara mereka merupakan salah satu tujuan kerjasama kami. Apalagi melihat kualitas jalanan disana masih belum maksimal dan banyak daerah terpencil kurang dilirik sehingga banyak jalanan yang rusak. Saat ini masih dalam proses diskusi dan persetujuan,” jelasnya.
Meski begitu, Alifa sempat pesimis karena pengunjung booth mereka lebih sedikit ketimbang booth inovasi lainnya. Namun ternyata mereka malah mampu mendapatkan penghargaan internasional. Mahasiswi asal Lamongan tersebut juga mengatakan bahwa inovasi alat yang dibuatnya belum sepenuhnya sempurna karena masih memakai kabel USB. Sehingga terlihat seperti kurang rapi. Maka, ia dan tim terus berupaya mengembangkan alatnya menjadi benar-benar wireless.
Ia juga berterimakasih pada UMM yang senantiasa mendukung dari berbagai aspek. Bahkan ia mendapatkan beasiswa selama berkuliah di Kampus Putih. ia menilai, UMM selalu memberikan wadah dan dukungan bagi mereka yang ingin mengembangkan potensi dan bakat.
“Tentu hal ini harus dimanfatakan mahasiswa agar bisa mencapai potensi terbaiknya. Fasilitas dan kesempatan terbuka lebar, maka kita sebagai mahasiswa perlu memanfaatkannya sebaik mungkin,” pungkasnya. (*ri/wil)