Tim Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Saat Melakukan Peningkatan Produktivitas Sapi (Foto: Istimewa) |
Program menarik dilaksanakan tim Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Matching Fund dari Kemenristek-Dikti Republik Indonesia. Tim yang diketuai Prof. Dr. Sujono, M.Kes. ini memiliki tiga program yang dijalankan di Desa Bicak, Kecamatan Trowulan, Mojokerto sejak Oktober lalu. Dimulai dengan peningkatan produktivitas sapi menggunakan pakan limbah bir, kemudian juga pembuatan biogas untuk warga, serta pemanfaatan limbah biogas menjadi pupuk cair dan padat.
Sujono, sapaan akrabnya menjelaskan, keadaan sapi di kelompok tani di Desa bicak kurang bagus. Sapi yang ada terlihat kurus, ada beberapa luka, serta masalah di organ pencernaan. Hal tersebut dikarenakan para petani dan peternak tidak bisa membuat pakan konsentrat. Maka, ia dan tim memberikan solusi dengan memberikan pakan dari limbah dan sampah bir.
“Apalagi daerah tersebut dekat dengan pabrik pembuatan bir jadi lebih memudahkan. Kalau diperhatikan, limbah bir ini memiliki gizi yang tinggi dan juga harga murah. Proteinnya bisa mencapai 30 persen dan energi yang dihasilkan juga cukup banyak,” jelasnya.
Selama tiga minggu diberi pakan dari limbah bir tersebut, ada perkembangan siginifikan yang dihasilkan. Mulai dari berat badan sapi yang meningkat sebesar 20-25 kilogram, hingga hilangnya luka-luka di beberapa bagian tubuh sapi. Pun dengan pencernaan yang mulai membaik. Hal ini tentu akan meningkatkan nilai penjualan sapi.
Program menarik lainnya yakni pemanfaatan kotoran sapi untuk biogas. Sujono mengatakan, hal ini berawal dari keluhan warga mengenai bau tidak sedap dari kotoran sapi. Maka, timnya membangun alat untuk mengubah kotoran tersebut menjadi energi biogas untuk memasak. Saat ini, alat yang memiliki kapasitas 16 kubik tersebut masih terisi sebagian.
“Sampai saat ini, sudah ada empat keluarga yang memanfaatkannya. Jika alat tersebut penuh, akan mampu memberikan energi ke 10 dapur keluarga di sekitar kandang. Adapun limbah dari biogas tersebut bisa digunakan untuk pupuk cair maupun padat. Jadi air limbah biogas bisa langsung disiramkan ke tumbuhan seperti cabai, tomat dna lainnya. Sementara yang padat dicampur dengan abu dan kapur kemudian bisa langsung digunakan,” tutur Sujono.
Dalam melaksanakannya, Sujono tidak sendiri. Ia dibantu oleh Dr. drh. Imbang Dwi Rahayu, M.Kes. dan Dr. Ratih Juliati, M.Si. untuk memberikan manfaat dan memberdayakan kelompok tani terkait. Mereka juga melakukan diskusi sebelum menjalankan program agar menemukan solusi yang tepat atas permasalahan warga.
Pengabdian tersebut disambut baik oleh warga di Desa Bicak. Salah satunya Asari selaku ketua kelompok tani setempat. Menurutnya program yang diberikan tim Dosen Kampus Putih UMM sangat membantu. Bahkan bisa menyelesaikan tiga masalah sekaligus yakni sapi yang kurang gizi, memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas, hingga memanfaatkan limbah biogas untuk pupuk.
“Kami ucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Saya berharap program seperti ini juga bisa dilaksanakan di daerah-daerah lain agar manfaat yang dihasilkan bisa dirasakan oleh banyak warga,” tegasnya mengakhiri. (*wil)