Dosen Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan FEB UMM Setyo Wahyu (Foto : Istimewa) |
Tiga calon wakil presiden (cawapres) beradu gagasan dan pemikiran dalam debat pilihan presiden 2024 pada 22 Desember. Beberapa tema yang dibahas adalah ekonomi kerakyatan dan digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-PBD, hingga pembangunan kontribusi infrastruktur dan kawasan urban (perkotaan). Momen debat kali ini juga merupakan panggung optimistis atas proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan sebagai panggung serta janji terbuka atas program yang diusung.
Terkait hal itu, Dosen Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan FEB UMM Setyo Wahyu turut menanggapi. Dimulai dengan Muhaimin Iskandar yang menjelaskan mengenai prioritas dalam pembangunan fiskal melibatkan investasi swasta. Ini menjadi bentuk rencana pembangunan 40 kota selevel Jakarta. Menurut Setyo, pemerataan wilayah sebaiknya dilakukan dengan konsisten dan memerlukan sasaran yang tepat. Utamanya dalam penggunaan kebijakan fiskal dalam bentuk belanja fiskal melalui penguatan investasi terukur.
“Dalam jangka pendek, pembangunan fisik dapat mendorong kegiatan ekonomi melalui investasi infrastruktur di wilayah tertentu dan sekitarnya, mendorong perdagangan antarwilayah, serta penciptaan kesempatan kerja. Prioritas alokasi dana fiskal yang tepat sasaran, terencana, terukur dan syarat atas evaluasi kinerja juga diperlukan,” jelasnya.
Baca Juga : FISIP UMM Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru, Kaji Terorisme, Politik, hingga Tata Kota
Setyo juga mengomentari istilah SGIE (State of the Global Islamic Economy) yang sempat membuat debat semakin panas. Menurutnya, SGIE merupakan bentuk dari keberanian Indonesia dan lompatan positif didalam pengembangan ekonomi Islam di Indonesia. Mulai sektor modest fashion, islamic finance, dan muslim friendly travel. Namun, sektor lainnya seperti makanan, media recreation, farmasi, dan kosmetik dirasa belum cukup di pasar global.
Ia juga menyinggung terkaut Gibran yang menyoal pertumbuhan ekonomi berkualitas hingga hilirisasi berkelanjutan. Begitupun denan IKN dan peran anak muda dalam perkenomian. Setyo menjelaskan, dalam proses migrasi ekonomi akan ada perpindahan. Tidak hanya penduduk dan manusia, tapi juga faktor-faktor ekonomi lain seperti modal, tenaga kerja, dan teknologi.
“Apalagi Indonesia kini mengalami bonus demografi usia produktif. Sehingga diharapkan mendorong penggunaan IPTEKS sebagai syarat atas keterlibatan kemajuan teknologi dalam perekonomian,” katanya.
Ia setuju bahwa percepatan ekonomi dengan keberadaan IKN akan memunculkan investor baru yang turut andil dalam pengembangan pengoprasian dan komersialisasi wilayah IKN. Misalnya di dalam percikan ledakan ekonomi yang menciptakan kawasan sentral ekonomi hingga percepatan kawasan inti modal. Ke depan, kawasan urban fringe juga akan merasakan dampak percepatan ekonomi. Kawasan ini memiliki karakteristik daya dukung kawasan inti.
Baca Juga : Prof. Nazaruddin Malik Terpilih jadi Calon Rektor UMM 2024-2028 secara Aklamasi
Dalam debat itu, Setyo juga memperhatikan Prof. Mahfud MD. yang menjabarkan program unggulan paslon urut tiga. Yakni berupaya menciptakan rasa aman berekonomi dengan menciptakan lapangan pekerjaan, peningkatan taraf hidup masyarakat, peduli atas kesehatan, hingga menguatkan program sarjana dalam satu keluarga miskin, kesetaraan gender serta disabilitas, hingga peningkatan kualitas buruh dan UMKM.
Terakhir, Setyo menilai, ketiga calon wakil presidek memiliki kapasitas masing-masing. Hal tersebut tergambar dengan baik di visi dan misi dari masing-masing calon. Mulai dari bidang hukum, kesehatan, kemakmuran dan lainnya. Pemilu 2024 juga menarik karena akan didominasi oleh masyarakat jenjang usia produkti yang memiliki wawasan luas dan keahlian digital. Aspek ini tentu akan memudahkan masyarakat untuk menentukan profil pimpinan di Pemilu 2024 yang sesuai dengan hati nurani masyarakat Indonesia. (*/Wil)