Boy (Batik) di wisata alam hasil inisiatifnya untuk memberdayakan masyarakat. (Foto: Isitimewa) |
Dalam menciptakan masyarakat sejahtera, butuh beraragam pengembangan signifikan di bidang pendidikan, sosial dan ekonomi. Hal serupa juga dilakukan oleh salah satu Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Pradana Boy ZTF, S.Ag., MA., P.hD. Ia kini tengah mengembangkan wisata Taman Bunga Banjar Sekar di Dusun Mencorek Desa Sendangharjo, Lamongan. Adapun taman bunga ini sudah ia rintis sejak awal tahun 2021.
Boy, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa pertanian di Dusun Mencorek dirasa tidak begitu berkembang dan sangat konvensional. Untung atau rugi tidak masyarakat pedulikan karena tidak ada pilihan pekerjaan lain selain bertani. Ini membuat Boy berinisiatif merintis dan menjalankan wisata alam dengan memberdayakan masyarakat dusun setempat.
“Dengan begitu, warga di sekitar wisata taman itu memiliki pilihan peekrjaan yang lain bsia digeluti untuk memenuhi kebutuhan hidup,” ujarnya.
Pada awal perintisan, taman tersebut masih dibanugn dengan konsep seadanya. Seiring berjalannya waktu, beberapa keluarga Boy yang tinggal di dekat lokasi juga turut membantu dengan menanam beberapa jenis bunga. Salah satunya yakni aneka jenis bunga matahari yang ditanam di lahan seluas 1500 meter persegi. Saat ini, bunga-bunga tersebut mulai bermekaran dan memancing orang untuk datang menikmatinya. Hanya dengan 5000 rupiah saja, para pengunjung bisa datang melihat koleksi bungan serta berswafoto bersama kerabat atau keluarga.
Boy mengatakan bahwa selama pengembangan taman bunga ini, ada beberapa kendala yang mesti dihadapi. Ada sebagian varian bunga matahari yang ditanam tidak tumbuh. Umur bunga tersebut juga tidak begitu panjang, sehingga harusada variasi bunga yang disediakan pada musim tanam. Adapula kendala sosiologis yakni sindirian dan cibiran dari masyarakat. Namun, Boy tidak mengindahkannya dan yakin gagasan yang ia realisasikan akan berhasil.
“Saya hanya tersenyum mendengar cibiran-cibiran itu karena memang taman ini belum lama dirintis. Masih berada pada tahap perintisan dan mencari bentuk ideal. Lagipula, mewujudkan ide itu kan bukan sesuatu yang mudah. Meskipun saya dicibir, saya sudah menang dua langkah yakni memiliki ide dan bisa mewujudkan ide. Tapi di luar semua kendala itu, saya optimis ini akan berhasil, InsyaAllah,” ucapnya.
Pria asli Mencorek, Lamongan ini berharap taman bunga Banjarsekar ini dapat menjadi prototipe wisata lingkungan di Dusun Mencorek, Kabupaten Lamongan. Selain itu juga bisa menjadi wadah pembelajaran dan penjelasan terkiat jenis-jneis bunga. Bahkan mungkin juga bisa dikembangkan menjadi pusat riset bunga.
“Saya kira taman bungan ini juga menjadi wadah pemberdayaan ekonomi masyarakat dusun Mencorek. Rencananya, kami akan meningkatkan dan melengkapinya sehingga dapat menjadi pusat pembibitan bunga. Dengan begitu, pengunjung juga bisa membawa oleh-oleh yang dapat ditanam di rumah,” pungkasnya. (haq/wil)