Havidz Ageng Prakoso, S.IP., M.A Dosen HI UMM (Foto : Istimewa) |
Wacana pendirian smelter atau industri pemurnian hasil olahan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan terus berdengung. Havidz Ageng Prakoso, S.IP., M.A. selaku Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyampaikan, meski digadang-gadang menjadi salah satu jalan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya, pembangunan smelter ini juga perlu diimbangi beberapa pemahaman. Salah satunya adalah kesadaran akan efek yang akan muncul.
“Kesadaran terkait aktivitas pertambangan dari hulu sampai hilir akan selalu meninggalkan sisi positif dan negatif, tergantung perspektif masing-masing terkait ini. Hal tersebut harus dikaji secara menyeluruh ,” ujarnya.
Ageng menjelaskan bahwa ada berbagai manfaat yang akan didapatkan jika smelter Papua ini terealisasi. Salah satunya sebagai kompensasi pemerintah pusat terhadap ketimpangan pembangunan antara pusat dan daerah, serta meminimalisir isu ketidakmerataan. Sejak berdirinya Indonesia sebagai negara kesatuan, ini menjadi isu yang cukup sentral bahkan menjadi isu internasional yang dibawa oleh para aktivis.
Baca juga : Dosen UMM: Ini Efek Positif Penetapan Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi UNESCO
“Disinilah peran pemerintah dipertaruhkan dalam mengakomodir keinginan, kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat Papua dan Papua Barat. Meskipun tentu akan selalu menimbulkan pro kontra dari berbagai pihak,” tambahnya.
Ageng menambahkan, dalam perpektif global, wacana pembangunan smelter ini memiliki kesesuaian dengan program Sustainable Development Goals (SDG’s). Utamanya jika dinilai dari beberapa nilai yang sejalan, seperti pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, inovasi dan infrastruktur, berkurangnya kesenjangan, serta kemitraan untuk mencapai tujuan.
Proses panjang tuntutan pembangunan smelter di Papua telah dikaji secara intensif. Pada tahun 2021 lalu menjadi tahap awal sinyal positif terhadap rencana pembangunan smelter di wilayah Papua. Pemerintah pusat telah merumuskan perencanaan pembangunan antar stakeholder, baik dari PTFI maupun dengan BUMN.
Baca juga : Begini Solusi Atasi Perundungan ala Dosen UMM
“Saya yakin dalam setiap pembangunan yang dilakukan pemerintah selalu memiliki banyak pertimbangan atas apa yang akan terjadi kedepannya. Semoga saja pembangunan smelter Papua mampu memberikan kontribusi yang positif, tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga bagi masyarakat lokal. Apalagi mereka yang berhadapan dan merasakan langsugn aktivitas smelter. Harapannya, langkah ini mampu meminimalisir konflik yang terjadi. Baik konflik horizontal maupun vertical serta konflik terhadap lingkungan,” pungkasnya. (*wil)