Rahadi (kanan) menyerahkan alat roasting kopi kepada mitra (Foto: Istimewa) |
Tingginya potensi bisnis kopi serta melemahnya perekonomian di Malang saat pandemi, membuat tim dosen UMM tergerak untuk melakukan sosialisasi mengenai bisnis kopi. Melalui program DIKTI tentang Produk Teknologi Didiseminasikan ke Masyarakat (PTDM), tim dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan sosialisasi pengelolahan kopi kepada para petani, narapidana, dan siswa Praktek Kerja Lapangan (PKL). Sosialisasi ini diadakan di kedai Kopi Jagongan Jail pada Minggu (29/11) kemarin.
Tim dosen UMM terdiri dari tiga orang yaitu Rahadi, Novin Farid Setyo Wibowo, dan Eka Kadharpa. Sosialisasi ini berfokus pada pengembangan produksi kopi, mulai dari cara menghasilkan biji kopi berkualitas, pengolahan biji kopi, hingga proses penjualan melalui digital marketing. Adapun kegiatan ini diadakan dalam dua tahap. Tahap pertama pada tanggal 29 November kemarin. Sementara tahap kedua akan dilaksanakan pada tanggal 26 Desember yang akan datang.
Baca juga: Kembangkan Kampus Merdeka Belajar, UMM Undang Mensesneg
Ketiga dosen tersebut ingin sosialisasi ini dapat memberikan manfaat ke banyak orang. Karena hal itu, Rahadi selaku ketua tim menggandeng Pandu, pemilik kedai kopi Loss dan kedai kopi Jagongan Jail sebagai mitra. Uniknya, Pandu juga bekerja sebagai sipir di Lapas Lowokwaru serta memiliki kelompok petani kopi binaan di Karangploso. Dengan jaringan yang dimiliki oleh Pandu, sosialisasi ini dapat menjangkau berbagai kalangan.
Tidak hanya memberikan materi, ketiga dosen UMM tersebut juga memberikan bantuan mesin roasting kepada mitra. Natinya, mesin ini dapat menambah kapasitas produksi serta menghemat waktu pengelolahan biji kopi. “Kami ingin agar para peserta juga bisa langsung belajar teknis dari materi yang sudah disampaikan. Jadi teman-teman tidak hanya mendengarkan tapi juga bisa memegang langsung alatnya,” ungkap Rahadi.
Baca juga: FEB UMM Mantapkan Mahasiswa Hadapi Bisnis Digital
Rahadi dan tim juga sangat berharap sosialisasi ini dapat memberikan wawasan baru kepada mereka yang membutuhkan. Di samping itu juga bisa memberikan keterampilan khususnya dalam dunia kopi. “Kami ingin materi dan pelatihan yang disosialisasikan dapat membantu mitra kita untuk tetap survive di industri kopi, apalagi di tengah pandemi seperti ini. Kami juga berharap mitra akan membagikan wawasan ini kepada konsumen yang tertarik di dunia kopi”, pungkasnya di akhir sesi wawancara. (syif/wil)