Dosen UMM: Gen Z Sering Gunakan Bahasa Inggris, Bahasa Daerah Terancam Punah

Author : Humas | Jum'at, 10 Mei 2024 04:24 WIB
 Masyhud, M.Pd (Foto : Istimewa).

Di era digital yang semakin berkembang, Generasi Z Indonesia lahir sebagai ujung tombak inovasi linguistik. Generasi ini semakin terhubung dengan Bahasa Inggris yang mudah dipelajari melalui media sosial. Bahkan, istilah-istilah seperti Laugh Out Loud (LOL) dan For Your Information (FYI) yang dulunya khas dalam Bahasa Inggris, kini telah diadopsi dalam percakapan sehari-hari.

Menurut Masyhud, M.Pd. selaku dosen Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), ada pergeseran preferensi dalam penggunaan Bahasa Inggris saat ini dengan masa lampau. “Contohnya, dulu Bahasa Inggris masih tekstual (baku) dan dipelajari melalui buku-buku pembelajaran. Namun, sekarang apapun yang ada di media sosial, itulah yang diserap,” jelasnya.

Baca juga : Kasus Mental Health Meningkat, Dosen UMM Jelaskan Penyebab dan Solusinya

Selain itu, ia beranggapan bahwa perubahan ini tidak hanya mencakup penggunaan kata-kata, tetapi juga pada pola komunikasi secara keseluruhan. Terlebih, generasi Z kini lebih memilih Bahasa Inggris untuk mengekspresikan dirinya, baik lisan maupun tulisan. 

"Kecanggihan teknologi juga mengakibatkan tidak adanya batasan dalam berkomunikasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Gen Z juga lebih sering menuliskan sesuatu melalui media sosial,” ujarnya. 

Ia menambahkan bahwa masifnya penggunaan Bahasa Inggris ini memberikan dampak positif bagi Gen Z. Contohnya saja, kian maraknya pekerjaan baru menjadi copywriting, content writer dan sebagainya. Sehingga, penggunaan Bahasa Inggris tidak hanya terpaku pada komunikasi verbal, tetapi juga secara tertulis. 

Saat Gen Z semakin nyaman menggunakan bahasa Inggris, muncul konsekuensi terhadap keberadaan bahasa lokal. Masyhud menyampaikan bahwa bisa saja bahasa yang semula dianggap asing ini menjadi bahasa kedua. "Peningkatan penggunaan Bahasa Inggris dapat mengancam keberlangsungan bahasa daerah, karena pemahaman dan penggunaannya menurun di kalangan generasi muda. Cepat atau lambat akan mempengaruhi punahnya bahasa lokal," tegasnya. 

Baca juga : Jadi yang Terbanyak se-Indonesia, UMM Loloskan 19 Proposal di P2MW

Meskipun demikian, penggunaan Bahasa Inggris oleh Gen Z terkadang juga dapat dilihat sebagai upaya untuk terlihat ‘keren’ di media sosial. Dalam konteks ini, juga sebagai simbol identitas digital yang lebih modern dan modis. Namun, ada kemungkinan bahwa kecanggungan masih dirasakan ketika menggunakan Bahasa Inggris di lingkungan masyarakat yang lebih tradisional.

Masyhud pun menegaskan bahwa adaptasi terhadap bahasa Inggris adalah sebuah keharusan di dunia yang semakin terkoneksi. "Gen Z harus siap untuk berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, karena tantangan global tidak mengenal batas. Dengan demikian, pergeseran dalam penggunaan bahasa menjadi cerminan dari perubahan yang lebih besar dalam cara Gen Z berinteraksi dan beradaptasi dengan dunia yang semakin terhubung melalui media sosial,” pungkasnya.(lai/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image