Dosen program studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (HI UMM), Hafid Adim Pradana, MA (Foto : Istimewa) |
Klub-klub sepak bola Arab Saudi begitu jor-joran selama jendela transfer musim ini. Dimulai dari kedatangan dua pemain terbaik dunia Cristiano Ronaldo (CR7) dan Karim Benzema. Disusul para bintang kenamaan seperti Neymar dan Sadio Mane. Apakah Arab Saudi hendak menggeser dominasi sepakbola Eropa?
Hafid Adim Pradana, dosen program studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (HI UMM), turut menanggapi fenomena itu melalui kacamata studi hubungan internasional. “Langkah Arab Saudi dalam mendatangkan pemain-pemain bintang layaknya Ronaldo, Benzema dan Neymar jelas menguntungkan bisnis hiburan Arab Saudi di bidang sepak bola,” ujarnya.
Kepindahan pemain-pemain bintang ke Liga Profesional Arab Saudi mengundang perdebatan dari berbagai kalangan. Ada yang mengasumsikan kepindahan mereka disebabkan oleh Ronaldo effect, ada pula yang menganggap hal tersebut lantaran money effect.
Baca Juga : Mulai Ditinggalkan, Begini Cara Jaga Bahasa Daerah ala Dosen UMM
“Terkait jumlah penonton Liga Profesional Arab Saudi, maka asumsi Ronaldo effect sangat masuk akal. Mengingat pengaruh yang dibawa oleh CR7 sangatlah besar. Otomatis semua mata akan tertuju padanya. Akan tetapi, untuk kepindahan pemain-pemain lain ke liga tersebut, money effect lebih masuk akal,” terangnya menambahkan.
Tak dipungkiri bahwa nominal uang yang ditawarkan klub-klub Liga Profesional Arab Saudi sangatlah besar. Tentu tawaran tersebut sulit ditolak oleh para pemain yang umumnya telah berada pada ujung usia produktif pemain sepakbola. “Kita melihat Brazil sebagai contoh. Rata-rata pemain yang berasal dari negeri joga bonito tersebut berasal dari kalangan menengah ke bawah. Oleh karena itu, orientasi mereka terhadap sepakbola sudah jelas, yaitu untuk mengubah nasib keluarga mereka di negara asalnya,” katanya.
Baca Juga : Upaya Internasionalisasi, FPP UMM Gaet Empat Universitas Thailand
Selanjutnya, Adim menjelaskan bahwa pergerakan transfer gila-gilaan ini merupakan salah satu indikasi dari probabilitas Liga Arab Saudi untuk menggeser dominasi Eropa sebagai kiblat sepakbola. Akan tetapi, efeknya tidak bisa dilihat dalam kurun waktu dekat. Sama halnya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pergeseran tersebut dapat diamati dalam kurun waktu puluhan hingga ratusan tahun mendatang.
Berkaitan dengan hal tersebut, dapat diamati pula bahwa terdapat hubungan erat antara transfer pemain ini dengan Program Visi 2030 milik Arab Saudi. Pergerakan transfer pemain gila-gilaan tersebut dianggap sebagai langkah diplomatis Arab Saudi dengan memanfaatkan potensi sepakbola yang begitu besar di seluruh penjuru dunia. (*/Wil)