Dosen UMSU Jadi Wisudawati Terbaik UMM
Author : Humas | Selasa, 15 September 2020 12:27 WIB
|
Rizka Harfiani dalam gelaran wisuda luring Periode II Tahun 2020 UMM bersama kedua orangtua (Foto: Helmi/Humas) |
DOSEN Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Rizka Harfiani, dalam gelaran wisuda luring Periode II Tahun 2020 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dikukuhkan sebagai wisudawati terbaik jenjang Doktor (S3). Ia lulus dengan raihan Indeks Prestasi Kumulatif 3,82. Dalam disertasinya, Ia mengusung penelitian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Inklusif. Penelitian ini dilatar belakangi banyaknya permasalahan pembelajaran PAI inklusif pada anak usia dini, dilihat dari aspek guru, orangtua, manajemen sekolah, masyarakat, maupun pemerintah.
“Paradigma penelitian ini adalah interpretif, dengan pendekatan kualitatif, serta jenis penelitian studi kasus, yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pembelajaran PAI inklusif di RA. An-Nahl Jakarta, meliputi perencanaan, implementasi, evaluasi pembelajaran PAI, layanan pendidikan khusus, serta mengetahui permasalahan yang ditemui dan upaya alternatif pemecahan masalahnya,” terang Rizka usai pelaksanaan wisuda yang telah digelar sejak Senin-Rabu besok (14-16/9). Hari ini, Selasa (15/9) wisudawan/wisudawati yang diwisuda sebanyak 159 orang.
Hasil penelitian yang diperolehnya; pertama, pembelajaran PAI inklusif pada anak usia dini, meliputi: perencanaan, implementasi, evaluasi, dan layanan khusus bagi siswa berkebutuhan khusus; kedua, permasalahan yang ditemui: ketidaksiapan guru, kurangnya dukungan orangtua, lemahnya manajemen, diskriminasi masyarakat, dan kurangnya perhatian pemerintah, dan ketiga, alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan adalah program upgrade guru, pelibatan orangtua, aplikasi praktis program inklusif, sosialisasi masyarakat ‘open-day’, dan pemberdayaan potensi sekolah.
“Proposisi penelitian ini menyatakan bahwa sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam inklusif yang penuh kedamaian dan ketenangan, tanpa memperdebatkan perbedaan maupun diskriminasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan pendidikan Agama Islam yang tepat bagi anak usia dini,” pungkas Rizka yang merupakan Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam UMSU. Kedua orangtuanya, Bapak Hasmardi dan Ibu Sri Mundariyah, menghadiri langsung pengukuhan wisudawati terbaik anaknya ini.
Memang Pemerintah, sambung Rizka yang juga tergabung di Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam, saat ini sudah mulai menggalakkan program tentang pendidikan inklusif, dan belum banyak sekolah di Sumatera Utara yang sudah menerapkannya. Rizka berharap disertasi yang diselesikannya ini bisa bermanfaat di Sumatera Utara. Karena, Ia tidak hanya melakukan penelitian tentang pendidikan inklusif untuk kebutuhan disertasinya, melainkan telah banyak melakukan penelitian di sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan inklusif di Sumatera Utara.
Keputusan perempuan yang juga aktif sebagai anggota Aisyiyah ini untuk menempuh jenjang Doktor di UMM tidak tanpa alasan. Tak hanya karena pertimbangan kualitas, tetapi juga karena sebelumnya Kampus Putih UMM sudah melakukan kerjasama dengan UMSU dalam penyelenggarakan Program Doktor Pendidikan Agama Islam. “Jadi satu kelas itu kami orang Medan semua. Dosen-dosennya juga sudah banyak yang profesor, profesional. Meskipun harus bulak-balik, kami senang bisa kuliah di Jawa, terkhusus di UMM. Kuliah, pun, serasa jalan-jalan,” kata Rizka usai wisuda. (can)
Shared:
Komentar