Festival Badhogan & Budaya Ramaikan Kalitutup Gresik, Berharap Jadi Ikon Budaya Baru
Author : Humas | Senin, 31 Desember 2018 09:25 WIB
![](http://www.umm.ac.id/files/image/WhatsApp Image 2018-12-30 at 15_34_52.jpeg) |
Penampilan Band music indie Onomastika turut memeriahkan festival Badhogan & Budaya Gresik. (Foto: Istimewa) |
FESTIVAL Badhogan & Budaya Gresik nampaknya bakal menjadi ikon festival baru di Gresik. Pasalnya, baru sekali digelar, warga Kabupaten Gresik dan sekitarnya geruduk ke event garapan Praktikum Public Relations (PR) III Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (29/12).
Selain di meriahkan pentas budaya kolosal, event ini menyediakan setidaknya 60 tenant berisi makanan khas Gresik dan budaya dari 5 Kelurahan. Kelurahan Kroman dan Sukodono, Pekelingan, Kemuteran dan Kramatinggil. Acara ini dikerjasamakan dengan Badan Keswadayaan Masyatakat (BKM) 79 Kabupaten Gresik.
Di event ini, para pecinta kuliner dapat menemukan berbagai makanan dalam satu tempat. Mengusung tagline "Gresik Ono Roso" atau "Gresik Ada Rasa" terdiri dari segala jenis makanan dan minuman khas Gresik. Antara lain, Nasi Krawu, Ndok-ndokan (aneka telur), Ubus, Mie Kenyol, Es Sinom, dan jajanan Pudak.
"Tetap mengangkat makanan dan minuman khas Gresik di antara makanan minuman modern menjadi tantangan. Tapi nyatanya masih banyak yang tertarik dari warga Gresik," kata Ida Suryaningsih, salah satu penjual tenant melihat antusias warga Gresik dalam event ini.
Ditutup dengan pemutaran film "Di Suatu Tempat Di Mana Ada Kita". Film garapan komunitas Gresik Movie ini bercerita tentang lahan padi yang diambil alih oleh perusahaan untuk dibangun pabrik. Festival yang dihadiri kurang lebih 6 ribuan pengunjung ini ditutup dengan cukup meriah. Apalagi dimeriahkan alunan manis Band Music Indie Onomastika.
"Saya senang mas, kalau diadakan acara kayak gini, makanannya juga udah jarang dilihat, tadi juga ada yang jualan dari Pulau Bawean. Saya belum pernah kesana tapi udah ngerasain makanannya," ujar Izdi, salah satu pengunjung asal Surabaya.
Panitia penyelenggara Festival Badhogan dan budaya ini juga diharapkan nantinya festival seperti ini bisa dijadikan agenda tahunan. Selain untuk mengenalkan makanan khas Gresik yang sudah jarang hadir, juga menjadi wadah untuk menampilkan budaya Gresik.
"Harapannya semoga event Festival Badhogan dan Kuliner ini dapat dilanjutkan sebagai event tahunan oleh pemuda Gresik," ungkap Meidyo Gema Lazuardi, Ketua Pelaksana Discover Gresik. (*/can)
Shared:
Komentar