Gaet Warga, Dosen UMM Sulap Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi

Author : Humas | Jum'at, 09 Februari 2024 12:47 WIB
Masyarakat Tulusrejo Membuat Lilin Aromaterapi (Foto: Istimewa).

Inisiatif pengabdian masyarakat yang menarik dilakukan oleh tim dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Diketuai oleh Fithri Mufriantie, M.P., tim tersebut mengajari cara membuat lilin aromaterapi dari bahan minyak jelantah pada kelompok PKK Kendalsari, Tulusrejo, Lowokwaru, Kota Malang. Adapun agenda itu dilaksanakan pada akhir tahun 2023 lalu hingga Februari ini.

Fenty, sapaan akrabnya menjelaskan, tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada para ibu-ibu terkait potensi positif dari limbah minyak jelantah. Minyak yang selama ini dianggap limbah, ternyata dapat diolah menjadi lilin aromaterapi yang bernilai ekonomis. 

Baca juga : Mahasiswa UMM Ajari Baca Tulis ke Anak-anak WNI Ilegal di Malaysia

Menurtunya, masyarakat desa sebenarnya sudah terbiasa mengumpulkan minyak jelantah dan menjualnya. Namun, mereka belum tahu bagaimana cara mengolah limbah tersebut sehingga menjadi produk bernilai. Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, melainkan juga mendukung konsep zero waste dan ekonomi kreatif. "Kami ingin memberikan edukasi bahwa minyak jelantah bisa menjadi bahan dasar lilin aromaterapi yang memiliki nilai ekonomis," tambah Fenty.

Pelatihan itu terdiri dari tiga tahap utama. Pertama, pemberikan edukasi kepada ibu-ibu mengenai manfaat positif dari minyak jelantah dan potensinya sebagai bahan dasar lilin aromaterapi. Kedua, yakni proses pembuatan lilin yang melibatkan penjernihan minyak jelantah, pemanasan, penambahan bahan dasar lilin, pewarna crayon, dan essential oil untuk memberikan aroma menenangkan.

Baca juga : Ini Tiga Guru besar Baru FH UMM, Kaji Keadilan Eklektik, Pidana Sosial, hingga Agraria

“Untuk penjernihan kami menggunakan arang atau kulit pisang yang di rendam dengan minyak jelantah selama satu malam. Untuk menghilangkan aroma kurang sedap, kita dapat menggunakan serai. Dari sini, tercipta lilin aromaterapi yang berkualitas. Kami juga menyarankan agar minyak jelantah yang digunkaan adalah minta yang telah dipakai dua hingga tiga kali proses memasak, sehingga penjernihan lebih mudah,” ujar Fenty.

Pada akhir pelatihan, ibu-ibu PKK berhasil membuat lilin aromaterapi yang siap dipasarkan. Selanjutnya, Fenty dan tim berencana untuk melibatkan ibu-ibu PKK dalam program lanjutan berupa digital marketing. Dengan begitu, produk ini dapat dikenal oleh masyarakat luas. Menurut Fenty, inovasi pengabdian itu tidak hanya membuka peluang ekonomi baru bagi para ibu-ibu di PKK Kendalsari, tetapi juga memberikan solusi positif terhadap masalah lingkungan. Yakni dengan menjadikan limbah minyak jelantah sebagai bahan yang bernilai dan berguna. (rev/wil)
 

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image