Pemira UMM berbasis teknologi digital dengan metode E-voting. (Foto : Faqih Humas) |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selenggarakan Pemilihan Umum Raya (Pemira) sebagai manifesto dari miniatur negara bagi mahasiswa dilingkungan UMM. Hal tersebut ditegaskan langsung oleh Wakil Rektor III UMM, Dr. Nur Subeki, M.T. Adapun Pemira tersebut diselenggaran pada 12-13 Juli 2023. Menariknya, dalam kegiatan Pemira ini sepenuhnya berbasis teknologi digital dengan metode E-voting. Hal ini juga menjadi salah satu inovasi dalam pemanfaatan teknologi serta mengurangi penggunaan kertas yang dapat menimbulkan limbah.
Lebih lanjut, Eki, sapaannya, menjelaskan bahwa dalam prakteknya, pemira ini benar-benar menggadopsi dari pemilihan umum yang diselenggarakan oleh negara. Mulai dari adanya badan pelaksana, badan pengawas, hingga terdapat partai politik yang berpartisipasi dalam mencalonkan delegasi untuk menjadi kandidat pemimpin.
Baca juga : Begini Penjelasan Pakar UMM tentang Kasus Antraks
“Pemira ini kami desain sedemikian rupa seperti pemilihan umum, ada Komisi Pemilihan Umum Raya Univeritas/Fakultas (KPRU/F) sebagai Tim Pelaksana, ada juga Badan Pengawas Pemilihan Umum Raya Universitas/Fakultas (BPPU/F), ada juga Partai Politik Mahasiswa (Parpolma). Apalagi mengingat pemimpin harus memiliki basis massa yang banyak dan sudah diketahui segala kompetensi dan integritas yang dimiliki,” jelasnya.
Selain itu, hirarki organisasi mahasiswa di UMM juga mengadopsi sistem pemerintahan. Terdapat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai penggambaran lembaga eksekutif serta Senat Mahasiswa sebagai lembaga legislasi.
Pengadopsian sistem tersebut tidak lain untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa dan menjadi laboratorium khusus dalam mengembangkan skill kepemimpinan. Termasuk membuat program-program yang membawa perubahan progresif yang nyata.
Baca juga : Ingin Pensiun Dini? Simak Saran dari Dosen Manajemen UMM Ini
Nantinya, penerapan pemira dengan model itu bisa mendorong mahasiswa untuk terjun di dunia kepemimpinan. Utamanya untuk memajukan bangsa dan memahami segala dinamika yang ada di demokrasi. “Ini menjadi wadah khusus bagi mahasiswa, UMM sudah mendesain sedemikian rupa menyiapkan kader-kader berkualitas untuk menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Kampus Putih juga sudah mencetak tokoh-tokoh bangsa yang sangat berpengaruh,” ungkapnya.
Terakhir, dia berpesan kepada seluruh mahasiswa serta para legasi yang diusung untuk tetap menjunjung tinggi demokrasi dalam pemilihan umum raya ini. Mengedepankan prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. “Pemira ini harus dilaksanakan dengan bijak. Dengan begitu para calon yang maju bisa memaksimalkan wadah ini untuk meningkatkan skill leadership,” pesannya. (*faq/wil)