Guru Besar Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Dr Yus Mochammad Cholily MSi pada acara kuliah umum "The Supremacy of Mathematics Teacher". Foto: Distya Putri Handayani. |
MATEMATIKA merupakan pelajaran yang dipandang sangat sulit oleh sebagian orang. Sejatinya, matematika merupakan ilmu yang sering dipakai di kehidupan sehari-hari manusia. Hal tersebut disampaikan Guru Besar Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Dr Yus Mochammad Cholily MSi pada kuliah umum Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM, Senin (19/9).
Yus Cholily mengatakan, matematika berada di sekitar kita. Mulai dari kehidupan di dalam rumah hingga di luar rumah. Yus mengajak seluruh mahasiswa yang menghadiri kuliah umum untuk tidak takut pada matematika dan bisa mengajarkannya kepada murid-muridnya nanti. “Guru yang hebat itu adalah yang bisa membuat muridnya lebih hebat dari gurunya. Jadi kalian harus menjadikan murid kalian lebih hebat di bidang matematika,” ujar Ketua Prodi Matematika itu.
Untuk membuat guru matematika menjadi hebat, perlu ada cara berpikir yang hebat juga. Cara berfikir yang seharusnya dimiliki oleh guru matematika, lanjut Yus, adalah yang menggunakan tigacara berpikir. Seorang guru matematika harus bisa berpikir menggunakan pikiran yang paling utama,kemudian menggunakan mata dan hatinya. Semuanya diawali dengan dari pikiran, karena dari pikiran itu dapat menemukan jawaban-jawaban yang benar dari permasalahan yang sifatnya matematis di sekitar kita.
Yus mencontohkan dengan penggunaan lampu motor putih yang sangat terang. “Sebenarnya orang yang mengganti lampu motor itu belum mengerti bahwa lampu motor itu memang dirancang dengan warna kuning karena reflektor yang berada di sekitar lampu itu bukan dirancang untuk lampu putih. Akibatnya nanti reflektor akan semakin rusak dalam waktu yang sangat singkat,” jelas dosen teladan UMM 2006 tersebut.
Yus menyebutkan, guru yang belum mengandalkan pikirannya dalam kehidupan sehari-hari akan ketinggalan ilmu. “Kekuatan dari matematika itu adalah dari cara berpikirnya,” ujar doktor lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu. Menurutnya, matematika adalah ilmu yang mengandalkan pikiran dan semua ilmu di matematika berawal dari pikiran.
Semua mahasiswa matematika tidak boleh berpuas diri dalam belajar, karena kalau kita mau bersaing harus giat belajar. “Kuncinya agar bisa bersaing adalah belajar, belajar dan mau belajar,” sebut Yus.
Dosen peraih penghargaan Satyalencana pada 2012 itu memberikan wejangan bahwa tidak ada yang instan di dunia ini. “Semuanya harus dilalui dengan sebuah proses. Tidak ada yang namanya cepat pintar atau cepat kaya karena semuanya harus melalui sebuah proses yang sangat panjang,” pungkasnya. (jal/han)