Assoc Prof Tim Pasang dari Auckland University of Trchnology, New Zeland memaparkan kepenulisan jurnal ilmiah international. Foto : Rino Anugrawan |
UNIVERSITAS Muhammadiyah Malang (UMM) terus berupaya meningkatkan produktivitas penulisan jurnal bagi para dosennya. Salah satunya, melalui Workshop Kepenulisan Jurnal Ilmiah Internasional yang diadakan oleh Internasional Relations Office (IRO) di Ruang Sidang Senat UMM, Jumat (2/9).
Dalam workshop ini, IRO mengadirkan pembicara Assoc Prof Tim Pasang dari Auckland University of Trchnology, New Zealand. Tim, sapaan akrabnya, memang dikenal sangat mumpuni di bidang ini.Hal itu di antaranya dapat dilihat dari portofolionya yang telah memiliki lebih dari 30 jurnal internasional. Kehadiran Tim di UMM dipandang relevan karena para dosen dapat menimba ilmu dan pengalaman Tim di bidang jurnal internasional.
Pada paparannya, Tim mengatakan, sebagai dosen, ada tiga poin yang harus diperhatikan yakni teaching, service, dan research. Dalam konteks Indonesia, tiga poin itu kita kenal dengan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat.
Bagi Tim, agar kualitas kita terus meningkat, yang terpenting adalah keterbukaan. “Jangan jadi orang yang merasa pintar kemudian menutup diri. Janganlah kita rakus,” ungkapnya.
Tim menambahkan, ketika ada proyek penelitihan jangan dipaksanakan untuk dikerjakan sendiri. “Jika ada proyek sebaiknya dikerjakan bersama-sama dengan teman, terutama tema yang memiliki kajian ilmu yang berbeda. Sehingga hasilnya akan lebih cepat dan berkualitas.”
Selain itu, kata Tim, ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam mempercepat penulisan jurnal internasional hingga ter-publish. “Menulislah sesuai dengan bidang yang kita kuasai, berkolaborasilah dalam melakukanpenelitihan sehingga ada tim diskusi, dan tentunya harus ada fasilitas pendukung sebagai penunjang dilajukannya riset tersebut,misalnya perpustakaan atau library of open access journals. Dengan begini kalian akan mudah untuk membuat jurnal internasional,” papar pria yang mahir berbahasa Sunda ini.
Wakil Rektor IUMM yang hadir di acara ini mengatakan, UMM memiliki banyak dosen potensial. Namun, dari 56 prodi di universitas,guru besar yang dimiliki hanya 13 orang. “Semoga kegiatan ini tak hanya berhenti pada workshop namun juga ada produk jurnal internasionalnya. Paling tidak,calon guru besar punya dua artikel yang ter-publishdijurnal internasional karena ini juga bagian dari internasionalisasi UMM,”tuturnya. (nov/han)