Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. pada acara konsolidasi kebangsaan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM). (Foto: Haqi Humas) |
Di usia kemerdekaannya yang ke-77, Indonesia telah mengalami berbagai kemajuan. Namun masih ada banyak tantangan yang menanti di depan. Oleh karenanya, peranan kaum muda dalam dalam memajukan bangsa Indonesia sangat dibutuhkan. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. pada acara konsolidasi kebangsaan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM). Kegiatan tersebut digelar secara luring di hall Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Senin (05/09) lalu.
Lebih lanjut, Haedar sapaan akrabnya mengatakan bahwa ada beberapa masalah potensial yang akan mengancam kehidupan bangsa. Pertama adalah pembelahan politik dan idelogi. Dari pemilu ke pemilu seharusnya dapat mendewasakan masyarakat agar tidak terjadi berpecahan. Namun fakta di lapangan menunjukan bahwa pemilu selalu melahirkan perpecahan baru. Kedua, ada golongan orang yang menginginkan kekuasaan. Dalam hal ini, pembangkitan primordialisme atau keinginan menjunjung tinggi ikatan sosial sangat dibutuhkan.
“Terakhir adalah bias dalam memproyeksikan ideologi kebangsaan. Beberapa kelompok kecil masyarakat yang tidak puas akan sistem kebangsaan mencoba untuk membuat idealisme sendiri dengan menggunakan Islam sebagai landasannya. Hal itu bisa menjadi sebuah ancaman bagi ideologi bangsa dan melahirkan suatu perpecahan. Pemahaman terhadap konsep pancasila harus benar-benar ditanamkan,” tegasnya menekankan.
Dalam kegiatan tersebut, Haedar juga berpesan pada Angkatan Muda Muhammadiyah agar bergaul dengan berbagai macam orang yang berbeda. Hal ini akan membuka pandangan-pandangan baru yang belum pernah mereka temui. Selain itu, para kaum muda juga harus cepat tanggap terhadap perkembangan iptek dan teknologi terbaru. Hal ini akan menjadi instrumen penting dalam kemajuan Muhammadiyah kedepannya.
“Jangan menjadi orang yang eksklusif, kita harus mejadi orang yang inklusif. Meskipun inklusif, kita juga harus memiliki pendirian yang kokoh dan juga pandangan-pandangan yang berkemajuan. Berkolaborasi dan saling belajar dari kesalahan satu sama lain juga menjadi hal yang penting. Saya Mpercaya, di tangan anak-anak muda, organisasi muhammadiyah dan bangsa akan memperoleh masa yang berkemajuan,” kata Haedar.
Di sisi lain, perwakilan AMM, Diyah Puspitarini, M.Pd. menjelaskan bahwa gelaran acara ini dilaksanakan untuk menampung gagasan dan sumber pikiran dari para kader muda Muhammadiyah. hal ini juga akan berguna untuk kemajuan muhammadiyah dan bangsa di masa yang akan datang. “Dalam agenda ini, saya harap para narasumber dapat memberikan buah pikirannya sehingga mampu mendorong generasi muda Muhammadiyah menghasilkan ide dan inovasi cemerlang serta memberikan jalan keluar bagi persoalan bangsa,” tutur ketua umum pimpinan pusat Nasyiatul Aisyiyah itu.
Senada dengan Diyah, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. mengatakan bahwa konsolidasi ini penting untuk mengidentifikasi kekuatan dari berbagai perspektif yang ada. Keberadaan konsolidasi ini juga berguna untuk menyamakan persepsi serta ideologi untuk pergerakan di masa depan.
“Banyak organisasi yg memiliki idealisme tapi tidak memiliki konsolidasi di dalamnya. Hal ini membuat mereka tidak dapat sampai pada tujuan yang diharapakan. Oleh karenanya, kita harus tahu dan jeli dalam melihat masa depan agar konsolidasi dapat berjalan dengan tepat. Kesempatan yang hadir saat ini, menjadi langkah strategis untuk mengidentifikasi kekuatan para Angkatan Muda Muhammadiyah dalam besaran kontribusi yang lebih besar,” ungkapnya mengakhiri. (*syi/wil)