Wakil Ketua MPR RI Periode 2009-2014 Hajriyanto Y Thohari, MA |
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur menggelar Kajian Ramadhan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Sabtu (19/5). Dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr. Saad Ibrahim, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir, dan Wakil Ketua MPR RI Periode 2009-2014 Hajriyanto Y. Thohari, MA sebagai panelis pertama yang membawakan materi tentang Politik Nilai untuk Penguatan Demokrasi.
Dalam paparannya, Hajriyanto mengatakan bahwa kebanyakan orang Indonesia takut berpolitik. Hal tersebut lantaran dalam masyarakat Indonesia politik itu memiliki konotasi yang tidak baik.
“Politik dalam bahasa Arab “al-siyasah” Sâsa-yasûsu-siyasatan semakna dengan sasa al-dawaba-yasusuha-siyasatan yang artinya qama ‘alaiha wa radlaha wa adabbaha (mengurus, melatih, mendidik, dan mengendalikannya). Sasa al amra artinya dabbarahu (mengurusi atau mengatur perkara),” paparnya.
Namun bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia, Hajriyanto mengatakan kata siyasah menjadi siasat yang artinya: politik (muslihat, taktik, tindakan, kebijakan, atau akal) untuk mencapai suatu maksud. Hajriyanto pun mengajak peserta kajian Ramadhan agar mengubah persepsi negatif menjadi positif terhadap politik.
“Persepsi masyarakat menganggap politik itu kotor, politik itu licik, politik itu kejam, politik itu kepentingan pribadi, dan politik itu menghalalkan segala cara,” jelasnya menggambarkan kondisi masyarakat saat ini.
Realita politik di kehidupan nyata memang tidak begitu dipandang positif. Karenanya di akhir menutup uraiannya, Hajriyanto mengajak agar masyarakat tidak takut terjun ke politik, utamanya untuk kepentingan umat bersama.
“Politik itu sebetulnya bidang kehidupan yang sangat mulia. Bidang kehidupan yang boleh kita sebut sebagai kerja kebajikan. Kerja kebajikan itu tidak harus selalu menghasilkan kekuasaan,” pungkasnya di hadapan peserta yang berjumlah sekitar 2.270 orang se-Jawa Timur. (apn/sil)