Peserta antusias mendengarkan pemaparan dari pemateri dalam kajian peringatan Hari Ibu oleh LP3A UMM. (Foto: Nimas) |
Peringatan Hari Ibu terasa istimewa ketika tidak hanya diperingati, namun juga dapat menjadi momen berbagi. Hal ini dilakukan Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LP3A) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan menggelar kajian bertajuk ‘Tantangan Menjadi Ibu Cerdas di Era Kekinian: Smart Mom, Smart Parents, Smart Kid’, Jumat (22/12).
Menghadirkan Dr. Vina Salviana M.Si dan Nur Affifah Khurin M.Kes sebagai pemateri, 80 peserta memadati Auditorium UMM. Peserta Kajian Hari Ibu ini terdiri dari berbagai elemen, antara lain guru Taman Kanak-Kanak (TK), Pimpinan Daerah Aisiyah (PDA) dari Kota Malang, Kabupaten Malang serta Kota Batu, dosen dan Sahabat LP3A (SAPA) yang merupakan mahasiswa UMM.
Kepala LP3A UMM, Dra Thathit Manon M.Hum mengungkapkan bahwa dengan membidik berbagai unsur peserta dalam kegiatan ini, ilmu yang dibagikan melalui kajian ini dapat diteruskan ke berbagai elemen baik dari segi pendidikan, ibu rumah tangga, juga mahasiswa.
“Tujuannya agar peserta yang hadir dapat menjadi agent of change dengan cara menjadi ibu cerdas di era kekinian,” ungkap Thathit.
Menyampaikan materinya, Dr Vina Salviana memaparkan tentang self concept. Menurut Vina, kata-kata yang diucapkan oleh ibu mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan karakter seorang anak. Apa yang dikatakan seorang ibu akan melekat dalam benak si anak.
“Jika seorang Ibu sering berkata kasar, misalnya membodoh-bodohkan seorang anak, maka kata-kata itulah yang tertancap di benak si anak,” ujar Vina yang juga dosen Prodi Sosiologi.
Mengamini Vina, Nur Affiah menambahkan bahwa pola pengasuhan dan perlakuan juga mempengaruhi tumbuh kembang serta karakter anak. Hal tersebut tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Parenting adalah perjalanan panjang. Apa yang diajarkan orang tua terhadap anak terkait pendidikan karakter, tidak bisa instan dirasakan. Butuh waktu bertahun-tahun untuk melihat hasilnya.
“Oleh sebab itu apa yang dilakukan oleh orang tua saat ini, tidak terlepas dari yang diterimanya dulu,” pungkas dosen prodi Tarbiyah ini. (nim/sil)