Mehiyar Ramadhan, mahasiswa Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) (Foto : Istimewa) |
Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah mengirimkan banyak mahasiswanya untuk magang kerja ke berbagai negara, termasuk Jepang. Salah satu mahasiswa yang sudah merasakannya adalah Mehiyar Ramadhan, mahasiswa Jurusan Agribisnis. Ia bahkan berbagi pengalamannya selama tiga tiga bulan di Negeri Sakura.
Di sana, ia diajari cara mengelola greenhouse yang baik agar tanaman di dalamnya dapat tumbuh sehat dan menghasilkan produk berkualitas. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah menanam buah stroberi.
Baca Juga Pakar Pendidikan UMM Sebut Sistem Zonasi Sekolah Miliki Tujuan Bagus
“Tanaman yang ada di greenhouse tetap harus diberikan pestisida untuk mencegah hama tanaman. Kami juga diajarkan tips rahasi menanam stroberi yanpa haris membeli bibit baru. Bahkan dijamin buahnya terus tumbuh manis seperti direndam air gula,” katanya.
Pemuda asli Pontianak itu menjelaskan, tanaman stroberi yang bisa terus tumbuh itu berkat rana (tunas) dari tanaman sebelumnya yang dipindahkan ke dalam polybag kecil. Di dalamnya, berisikan tanah yang dicampur pupuk kandang dan kimia. Selain itu juga pupuk mineral yang berasal dari gilingan tulang ikan, cangkang telur, dan juga cangkang kerang laut yang ditabur di atas tanah.
Menurut mehiyar, tanaman buah stroberi perlu dirawat seperti manusia. Misalnya saja perawatannya yang eksklusif sehingga tanamannya bisa merasa nyaman. Setelah berbuah, Mehiyar kini juga tahu cara pengelompokan stroberi berdasarkan kualitas.
Baca Juga : Keren, Mahasiswa UMM Ciptakan Alat Pendeteksi Kualitas Udara
“Disana kualitas produk itu bisa dilihat dari packaging. Apalagi di Jepang, grade produk termasuk stroberi menjadi aspek penting untuk menaikkan harga jual,” ujarnya.
Anak terakhir dari tiga tiga bersaudara itu juga merasa magang di Jepang memberikan banyak manfaat. Meski jauh dari keluarga, ia mendapatkan banyak skill dan ilmu baru yang mungkin tidak bisa ia dapatkan di Indonesia.
“Alhamdulillah saya dinilai memberikan kesna positif dan kemungkinan besar akan dipanggil kembali untuk bekerja di negeri sakura setelah lulus,” pungkasnya.
Adapun program magang Jepang UMM ini bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) untuk memudahkan penempatan [ara mahasiswa. Khususnya dalam pertanian. Selama tiga bulan, mahasiswa magang akan mendapatkan kesempatan terjun langsung di perkebunan atau sawah. (Ri/Wil)