Hasil Penelitian Dosen UMM Temukan Khasiat Kamandi Saebo

Author : Humas | Rabu, 15 Mei 2024 08:38 WIB
Proses pembuatan Kumandi Saebo (Foto : Istimewa).

Masyarakat Madura identik dengan ramuan jamunya. Tradisi ini dijaga turun temurun untuk merawat ibu pasca melahirkan, sakit gigi hingga mengatasi berbagai masalah kesehatan lain seperti hipertensi. Meskipun terkenal akan kemujaaarabannya, keberhasilan jamu tradisional ini belum teruji secara ilmiah.  Salah satu tumbuhan yang sering digunakan sebagai bahan ramuan oleh masyarakat pedesaan di Madura adalah Kamandin Saebo, sebuah tanaman endemik Madura. Temuan ini mendorong Dr. Dra. Elly Purwanti, M.P., selaku dosen di Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk melakukan penelitian menarik mengenai kandungan tumbuhan tersebut. 

“Kamandin Saebo, bernama latin Glossocardia leschenaultii (Cass.) Veldkamp merupakan tumbuhan endemik Madura yang hanya tumbuh subur di Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep, Madura. Tumbuhan berupa rumput ini banyak digunakan untuk campuran berbagai ramuan,” jelasnya.  

Baca juga : Dosen UMM Gagas Pemilu Langsung Hakim MK, Sabet Juara Nasional

Sesuai dengan arti katanya, ‘Saebo’ dalam Bahasa Madura berarti seribu. Secara umum, Kamandin Saebo dipercaya oleh masyarakat Madura memiliki manfaat dan khasiat sebagai tumbuhan mujarab untuk menyembuhkan segala penyakit. Setelah melaksanakan penelitian ini, Elly dan tim menemukan bahwa Kamandin Saebo ternyata mengandung beragam komponen bioaktif yang bermanfaat sebagai imunomodulator. Komponen inilah yang memiliki peran penting dalam meningkatkan daya imun tubuh terhadap serangan penyakit. 

“Sebenarnya, Kamandin Saebo juga memiliki kandungan yang tinggi akan flavonoid, terutama yang disebut dengan zat rutin. Sehingga hasil penelitian ini memberikan dasar ilmiah mengapa penggunaan jamu efektif dalam meningkatkan imunitas tubuh,” tambahnya. 

Untuk mendukung penelitiannya, Elly berhasil mendapatkan pendanaan tambahan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2023-2024. Ia tidak sendiri, namun juga melibatkan dosen Pendidikan Biologi lainnya yaitu Moh. Mirza Nuryady, S.Si., M.Sc dan Tutut Indria Permana, M.Pd. Selain itu, turut serta pula dosen Farmasi UMM yakni Dr. Hidajah Rahmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS dan Apt. Amalia Dina Anggraeni, M.Farm. 

Baca juga :  Berita Sosiologi UMM Bahas Nusantarisasi untuk Lepas dari Paradigma Kolonial

Elly memaparkan, proses penelitiannya tidak berjalan mulus. Musim kemarau yang panjang membuat pengumpulan sampel Kamandin Saebo menjadi sulit. Upaya deteksi komponen-komponen aktif dalam sampel yang terbatas menjadi salah satu kendala. Setelah musim hujan tiba, uji coba dilakukan kembali dengan hasil yang memuaskan.

Selain mencari tahu potensi kandungan zat tersebut, penelitian ini lanjut Elly, bertujuan sebagai bioprospeksi serta memastikan perlindungan dan pemanfaatan ekonomi yang bijaksana terhadap sumber daya genetik. Menariknya, hasil penelitian ini juga dalam proses paten.

Hasil penelitian Kamandin Saebo ini juga diharapkan dapat mendorong standarisasi dalam pembuatan jamu tradisional. Mulai dari komposisi Kamandin Saebo yang harus terkandung dalam setiap jamu, hingga proses higienitas dan standar pembuatan lainnya yang harus dipenuhi. 

“Di harapkan jamu tradisional Madura, khususnya yang menggunakan kamandin saebo, dapat menjadi lebih dikenal dan diapresiasi tidak hanya secara lokal tetapi juga secara global sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia yang kaya akan kekayaan alamnya,” pungkasnya. (law/wil)
 

 

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image