ICon-TINE, Konferensi Internasional FT UMM
Author : Humas | Jum'at, 30 Juli 2021 08:51 WIB
|
ICon-TINE, konferensi internasional tahunan FT UMM. (Foto: Istimewa) |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus menjaga tradisi akademis dan keilmuannya. Salah satunya melalui gelaran International Conference on Technology, Informatics, and Engineering (ICon-TINE) 2021. Agenda yang dilaksanakan oleh Fakultas Teknik (FT) ini dilangsungkan pada Rabu (28/7) lalu. Turut hadir Prof. Dr. Taufik dari California Polytechnic University State , Assoc. Prof. Dr. Eng Yasuhiro Mizutani dari Osaka University Jepang, serta Prof. Ilyas Masudin Ph.D dari Kampus Putih UMM.
Membuka konferensi, Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si., mengungkapkan bahwa FT UMM memiliki berbagai kegiatan internasional, salah satunya adalah Icon-TINE. Menurutnya, konferensi ini menjadi langkah yang baik dalam menjaga tradisi akademis dan ilmu pengetahuan. “Saya turut mengapresiasi para panitia dan dekanat yang sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelenggarakan agenda ini. Sekalipun masih berada di tengah pandemi,” tuturnya.
Syamsul berharap Icon-TINE bisa menjadi gelaran yang mampu mengembangkan sains, utamanya dalam bidang teknik. Selain itu juga bisa menjadi forum komunikasi para akademisi terkait penelitian dan riset yang sudah dilakukan. “Dengan begitu teman-teman lain juga bisa memberikan saran, kritik serta masukan agar penelitian yang sudah terlaksana bisa diperbaiki dan menjadi lebih baik,” ungkapnya.
Sementara itu, Taufik menerangkan terkait “Direct Current (DC) House System for Future Homes and Off-grid Electrical System” dalam materinya. Menurutnya, sistem DC memiliki banyak keuntungan dalam penggunaan sehari-hari. Selama ini, pengaliran listrik ke berbagai pemukiman dilakukan dengan sistem Alternating Current (AC) dari Pembangkit Listrik. Namun saat listrik disalurkan ke elektronik, listrik AC perlu dikonversi menjadi DC oleh adaptor. Menurut Taufik, proses ini kurang efisien karena membuang banyak energi. Sebaliknya, jika mengaplikasikan sistem DC, maka kita bisa langsung menyalurkan listrik tanpa mengubah serta membuang energi.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa sistem ini akan meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Utamanya energi yang didapat dari panel surya. Sistem ini juga akan memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk merasakan layanan listrik meskipun berada di pedalaman. “Jadi rumah masa depan akan memiliki sumber tenaga sendiri tanpa bergantung pada pembangkit listrik skala besar. Meski begitu, sistem ini masih perlu pengembangan lebih lanjut dengan berbagai disiplin ilmu berbeda. Salah satu yang kami kembangkan adalah dalam aspek software.” terang Taufik.
Pada kesempatan yang sama, Yasuhiro membahas megenai “High Speead-High Resolution Ghost Imaging with Deep Learning”. Alih-alih menggunakan mega pixel, Ghost imaging memungkinkan kita untuk mengambil gambar menggunakan single pixel. Dengan begitu, ukuran yang tadinya cukup besar bisa ditekan menjadi lebih kecil. “Tentu aspek ini akan sangat berguna, utamanya di era industru 4.0 saat ini,” jelasnya lebih lanjut.
Di samping itu, sistem ini juga memiliki kelebihan lain. Sebut saja hasil ukuran yang lebih kecil serta deteksi yang tergolong cepat. Ditambah lagi dengan sensitivitas yang cukup tinggi sehingga memudahkan dalam mengambil gambar. Adapula kelebihan lain dari sistem ini adalah fleksibilitas pada panjang gelombang.
Terakhir, ada paparan dari Ilyas yang membahas mengenai “Food Cold Chain in Indonesia during the Covid-19 Pandemic: Current Situation and Mitigation”. Dijelaskan Ilyas, food cold chain adalah sistem distribusi makanan di mana produk diurus dengan temperatur yang sesuai. Mulai dari proses panen hingga proses konsumsi masyarakat. “ Sistem ini tentu membutuhkan fasilitas untuk bisa menyimpan makanan di berbagai kondisi. Salah satunya yakni dengan suhu rendah,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa bisnis food cold chain memiliki potensi yang besar untuk Indonesia. Baik di sektor perikanan, peternakan, industri pangan bahkan farmasi. Meski begitu, serangan pandemi membuat bisnis food cold chain harus segera beradaptasi dan melakukan strategi baru. khususnya dalam hal teknologi. “Langkah-langkah tersebut diambil untuk meminimalisir food loss serta food waste,” pungkasnya dalam paparan. (wil)
Shared:
Komentar