BAGI mahasiswa asing, potret kehidupan kota-kota di Indonesia begitu indah. Aktivitas-aktivitas masyarakat di jalan seperti pedagang, keindahan alam seperti gunung, pantai, dan coban, serta keramahan penduduk lokal menimbulkan rasa penasaran yang tinggi.
Berawal dari rasa penasaran itu, mahasiswa-mahasiswa asing Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar pameran foto bertajuk East Java Through the Eyes of Foreigners, alias Jawa Timur di Mata Orang Asing. Sebanyak 25 foto dipamerkan di area kantin lantai 3,5 Gedung Kuliah Bersama (GKB) I mulai Kamis hingga Sabtu (17-20/5). Kedua puluh lima foto ini merupakan foto terpilih dari sekitar 50 foto yang diterima oleh kurator. Semuanya merupakan jepretan 11 mahasiswa asing yang tengah belajar di UMM.
Ditanya perihal budaya Indonesia, Albina Gaisina, mahasiswa asing asal Rusia menganggap budaya adalah hal yang sangat penting. Budaya tak melulu soal tradisi yang ada di masyarakat, tapi juga aktivitas-aktivitas di pelosok desa yang beragam di tiap daerah. “Budaya akan menunjukkan pada kita perkembangan sebuah negara. Dan fotografi menjadi bagian penting untuk mendokumentasikan perkembangan ini,” ujarnya di antara foto-foto yang dipamerkan.
Kurator foto sekaligus dosen prodi Ilmu Komunikasi UMM, Rahadi mengatakan, ada beberapa hal yang jadi acuan untuk menyeleksi foto yang layak dipamerkan, yakni kesesuaian tema, permainan warna, komposisi, dan angle yang diambil. Ada 3 tema foto pada foto yang dipamerkan, yakni portraid, landscape, dan street life. Dari foto yang ditampilkan, Rahadi mengaku ini di luar ekspektasi. “Mereka adalah orang asing yang jalan-jalan ke seantero Jawa Timur. Dengan minimnya bahasa Indonesia yang dikuasai, tapi foto-foto yang dihasilkan di luar ekspektasi saya,” ujarnya bangga.
Selain dipamerkan di UMM, foto-foto ini juga akan dipamerkan di area Ijen Car Free Day, Ahad (21/5) esok, tepatnya di depan Gereja Ijen. Di sana, dari 25 foto yang ditampilkan, akan diambil 3 jepretan terbaik pilihan kurator. Ketiganya akan mendapatkan imbalan berupa publikasi di media online nasional.
Untuk menghasilkan puluhan foto ini, butuh waktu hampir 2 bulan bagi Albina dan 10 mahasiswa asing lain untuk mengambil gambar ke berbagai daerah di Jawa Timur sekaligus persiapan pameran. Mahasiswa yang juga berprofesi sebagai financial analyst di negaranya tak lain adalah penggagas ide digelarnya pameran ini.
“Di Indonesia, kalian melihat satu sepeda motor dinaiki 3-4 orang mungkin hal yang biasa, tapi bagi kami orang luar negeri, ini adalah hal yang baru dan begitu luar biasa. Kami ingin melihat Indonesia, melihat East Java sebagai orang luar negeri. Kami juga ingin masyarakat Indonesia melihat sudut pandang kami dalam melihat Indonesia. Bukan sekedar melihat kami bule. We have so much opinion about Indonesian’s culture,” ungkapnya antusias. (ich/han)