Hasnan lahirkan buku Ijtihad Kontemporer Muhammadiyah (Foto: istimewa) |
Membaca berbagai literasi dan menuangkan ide dalam tulisan sudah menjadi bagian hidup dari Hasnan Bachtiar, S.HI., MIMWAdv. Dosen Hukum Keluarga Islam (HKI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini telah menuliskan banyak karya berupa jurnal maupun buku. Dirinya juga terpilih sebagai penulis terbaik di ajang Proyeksi dan Apresiasi Suara Muhammadiyah.
Lahir di keluarga yang sederhana tidak membuat mimpi Hasnan untuk mengejar pendidikan tinggi menjadi redup. Pada tahun 2005 Hasnan memutuskan pindah dari Banyuwangi ke Malang untuk melanjutkan pendidikan tinggi di UMM. Hasnan berkata bahwa pada waktu itu semuanya serba sulit, bahkan untuk makan saja keluarganya kesulitan. Namun berkat kerja kerasnya, Hasnan dapat memperoleh beasiswa untuk studi sarjana di UMM dan magister ke luar negeri.
“Ada satu wejangan dari kakek yang selalu saya ingat. Kita boleh miskin materi tapi kita tidak boleh miskin ilmu. Kata-kata itu yang selalu memacu saya untuk terus belajar dan meraih pendidikan setinggi-tingginya.” kata dosen kelahiran Banyuwangi tersebut
Baca juga: Launching Buku, UMM Bangkitkan Spirit Lapas Perempuan
Banyak hal menarik yang dialami Hasnan ketika berkuliah di Australian National University (ANU). Salah satunya ketika ia sedang melakukan riset mengenai hukum siyar tahun 800 di lingkungan Mazhab Hanafi. Setelah mencari tahu bahwa hukum tersebut dapat bermanfaat bagi muslim di Indonesia, Hasnan akhirnya menerbitkan buku Ijtihad Kontemporer Muhammadiyah Dar Al-Ahd Wa al-Syahadah: Elaborasi Siyar dan Pancasila.
“Para kaum islam ekstrimis dan konservatif di Indonesia rata-rata meggunakan konsep darul islam dan darul harbi untuk menentang atau memusuhi kaum non islam. Padahal di islam sendiri ada konsep darul ahdi yang menjelaskan bahwa islam dapat hidup berdampingan dengan agama lain,” lanjut Hasnan.
Baca juga: Gandeng Aisyiyah, Bagikan APD dan Optimasi Website
Hasnan kembali menjelaskan bahwa Muhammadiyah telah merumuskan konsep ini sejak Muktamar Muhammadiyah ke 47 pada Agustus 2015 di Makassar. Bagi Muhammadiyah, Indonesia adalah negara Pancasila yang merupakan perwujudan dari konsep Darul Ahdi Wa Syahadah.
“Saya berharap buku ini dapat menjelaskan posisi Muhammadiyah terhadap negara dan pemerintah. Selain itu saya juga ingin agar para pembaca dapat lebih memahami konsep siyar agar terhindar dari ideologi ekstrimis, konservatif, dan radikal” ungkap Hasnan di akhir sesi wawancara. (syi/wil)