Ini Kata Dosen UMM tentang Pro Kontra Childfree

Author : Humas | Sabtu, 04 Maret 2023 07:01 WIB
Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). (Foto: Istimewa)

Istilah childfree akhir-akhir ini banyak dibicarakan oleh masyarakat. Adapun childfree merupakan keputusan pasangan untuk tidak mempunyai anak atau keturunan. Hal itu dijelaskan oleh Dr. Vina Salviana Darvina Soedarwo, M.Si selaku Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Dilihat dari konsep modern, menurutnya, childfree biasanya selaras dengan kebijakan negara. Misalnya kebijakan negara di mana keluarga hanya boleh memiliki satu anak. Pun dengan negara yang memiliki harga kebutuhan yang tinggi tentu akan mempengaruhi keputusan pasangan.

Baca juga: Tekan Emisi Karbon, Mahasiswa UMM Rancang Knalpot Ramah Lingkungan

“Pasangan yang memilih untuk childfree berpikiran bahwa anak akan membebani secara ekonomi. Mengurus anak juga akan membebani secara waktu, apalagi jika kedua pasangan sama-sama bekerja di luar rumah. Kika hal ini diadopsi oleh negara-negara yang punya muslim yang banyak, tentu akan bertentangan dari konsep Islam. Kedudukan anak di dalam Islam adalah sebagai amanah yang diberikan Allah kepada hambaNya,” urainya.

Vina, sapaannya, mengungkapkan bahwa anak juga dinilai sebagai sebuah anugerah. Sehingga orangtua harus merawat dan membesarkannya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa anak juga dapat menjadi ujian bagi orang tua. Hal ini sebenarnya tergantung bagaimana orang tua mampu merawat dan menyelesaikan ujian-ujian itu. Anak juga merupakan penerus generasi, karenanya idealisme childfree jika terus berkembang dapat mempengaruhi kuantitas generasi di masa yang akan datang.

Baca juga: Alumnus UMM Ceritakan Pengalaman Asyik Jadi Peternak di Australia

“Misalnya saja, ada 125 juta pasangan. Satu pasangan berpikir bahwa hanya dia dan pasangannya saja yang memilih untuk childfree, namun ternyata banyak pasangan lain yang berpikiran hal yang sama. Maka jumlah pasangan childfree makin banyak dan menyebabkan penerus generasi berkurang,” paparnya.

Di Indonesia sendiri, mayoritas pasangan masih banyak yang ingin memiliki keluarga dan mempunyai anak. Tetapi di sisi lain, menurut Vina, sebagai makhluk yang berelasi, manusia harus saling menghargai keputusan orang lain. 

“Dalam kehidupan sehari-sehari kita harus menghargai keputusan mereka, namun kita juga bisa kembali kepada konsep Islam. Jika memang bisa punya anak, kenapa tidak memilikinya. Karena Allah menjanjikan pahala dan anugerah yang berlimpah bagi orang tua dan itu harus dipercaya,” tutupnya. (nov/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image