MERASAKAN atmosfer internasional adalah salah satu keunggulan menjadi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Selain lantaran banyaknya mahasiswa asing dan event berskala internasional, mahasiswa UMM juga dimanjakan dengan banyaknya peluang beasiswa luar negeri dan prestasi internasional yang bisa diraih.
Menurut Rektor UMM Fauzan, kuatnya nuansa internasional itu tak terjadi begitu saja. Ada proses panjang di balik itu, di antaranya yaitu ikhtiar memperkuat mutu akademik dan memperluas jejaring kerjasama. “Saat ini kita telah bekerjasama dengan lebih dari 130 institusi dan universitas dari 37 negara,” terangnya.
Asisten Rektor Koordinator Bidang (Askorbid) Kerjasama Luar Negeri Soeparto menjelaskan, luasnya kemitraan itu karena UMM menerapkan tiga strategi internasionalisasi, yaitu waterfall strategy (strategi air terjun), wheel strategy (strategi melingkar), dan sprinkler strategy (strategi percikan).
“Pada strategi air terjun, mitra pertama kami menghubungkan pada mitra kedua, lalu mitra kedua pada mitra ketiga dan seterusnya. Contohnya adalah kerjasama UMM dengan Auckland University of Technology (AUT) yang menghubungkan kami pada The Association of Southeast Asian Institutions of Higher Learning (ASAIHL), lalu dari ASAIHL kami bermitra dengan Chulalongkorn University,” papar Soeparto.
Sedangkan strategi melingkar yaitu jejaring berbasis konsorsium, misalnya keterlibatan UMM dalam konsorsium Erasmus+ yang terdiri dari 54 universitas di 19 negara Asia dan Eropa serta konsorsium Australian Consortium for In-Country Indonesia Studies (ACICIS) yang beranggotakan 22 universitas ternama di Australia. Adapun strategi percikan yaitu penjajakan langsung yang dilakukan UMM pada institusi di luar negeri.
Tak heran, kacakapan dalam mengelola jejaring ini membuat UMM seringkali dipercaya menjadi tuan rumah dalam sejumlah event internasional. Terakhir, pekan lalu (8-11/5), UMM dipercaya mengelola International Gathering mahasiwa program Darmasiswa RI yang diikuti 540 mahasiswa asing dari 78 negara.
Sementara itu Wakil Rektor I UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSi menerangkan, mahasiswa UMM juga dapat memperluas pergaulan internasional melalui program-program kemitraan yang dibangun kampus ini. Misalnya setiap semester, lanjut Syamsul, mahasiswa UMM berkesempatan menjadi buddy atau partner bagi mahasiswa asing untuk melakukan proyek bersama.
Sebagai contoh melalui program Learning Express (LEx) bermitra dengan Singapore Polytechnic dan Kanazawa Institute of Technology (KIT) Jepang. Para buddy terbaik selanjutnya dikirim ke Jepang dan Singapura untuk melanjutkan proyek di sana dengan beasiswa dari Tamasek Foundation.
Selain itu mahasiswa juga dapat memanfaatkan kerjasama internasional UMM untuk studi singkat di luar negeri. Misalnya melalui kemitraan UMM dengan konsorsium Erasmus+, mahasiswa UMM dapat belajar selama enam bulan hingga satu tahun di salah satu kampus di Eropa. Kesempatan summer camp di China, kursus bahasa Mandarin dan beasiswa master dan doktor dari Confucius Institute juga bisa diperoleh mahasiswa UMM.
Atmosfer internasional itu memotivasi mahasiswa UMM untuk berprestasi di kancah internasional. Seperti halnya yang baru saja diraih tim robot UMM yang berjaya di kontes robot internasional di Amerika Serikat dengan menjadi juara satu dan dua serta poster terbaik kategori robot berkaki, mengalahkan para finalis dari Kanada, Tiongkok, Israel, Portugal, Uni Emirat Arab, dan tuan rumah Amerika Serikat. (can/han)