International Conference Pascasarjana UMM Kaji Tantangan dan Peluang Era New Normal

Author : Humas | Jum'at, 30 Juli 2021 08:48 WIB
Prof. James Peacock yang hadir dalam gelaran konferensi internasional terkait. (Foto: Istimewa)
Setelah lebih dari setahun menghadapi pandemi dan menjalani era new normal, muncul berbagai tantangan dan peluang untuk kembali membangun segala bidang. Berangkat dari hal itu, Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar International Conference dengan topik “Under New Normal: Challenge & Opportinities”. Adapun gelaran ini diselenggarakan secara daring melalui kanal Zoom serta terbagi menjadi dua sesi yaitu pada tanggal 10 Juli untuk kluster pendidikan. Dilanjutkan dengan kluster non pendidikan pada 17 Juli lalu.
 
Membuka acara, Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. selaku Wakil Rektor I memaparkan analisisnya terkait pandemi Covid-19. Menurutnya, virus ini telah membuat berbagai aspek kehidupan terganggu bahkan tidak berjalan dengan semestinya. Pandemi juga memaksa manusia untuk menjaga jarak dalam menjalankan aktivitasnya. “Tentu pandemi ini merupakan anomali yang tidak normal. Hal itu berujung pada keadaan krisis di mana-mana,” tuturnya menerangkan.
 
Dosen kelahiran Madura ini menambahkan, pendidikan juga menjadi aspek yang tidak luput dari efek serangan pandemi. Sistem pembelajaran berubah sedemikian rupa. Harus beradaptasi dan mengubah pendidikan yang sebelumnya dilakukan secara luring menjadi daring hingga saat ini. Hal itu dilakukan agar para murid masih bisa bersekolah sekaligus menekan angka penularan Covid-19. “Untuk menyelesaikan problematika ini perlu adanya pendekatan semesta atau universal baik itu sains maupun medis. Ditambah dengan pendekatan kultural,” imbuh Syamsul.
 
Adapun pada kluster pertama terkait pendidikan, konferensi ini menghadirkan Dr. Dennis Alonzo dari University of South Wales Australia, Prof. James Peacock dari Amerika Serikat, Dr. Abdul Harris, MA., dan Cherry Zin Oo, Ph.D, M.Ed, B.Ed salah satu dosen dari Yangon University of Educations Myanmar. Mengawali pemaparan, Dr. Dennis Alonzo mengkaji situasi pandemi yang berimbas pada pendidikan hingga mengharuskan adanya sistem baru, yakni daring. Menurutnya, ada berbagai peluang bagi instansi dan para pengajar untuk dapat memanfaatkan berbagai platform dalam pembelajaran. “Khusus untuk para pengajar, mereka harus segera ebradaptasi dan juga segera menjalankan kurikulum yang baru agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal,” ungkapnya.
 
Sementara itu, Prof. James Peacock menjelaskan bahwa Indonesia mengalami tiga fase krisis. Pertama ialah ketika G-30S PKI, yakni fase dimana terjadi krisis kepercayaan dan krisis toleransi. Selanjutnya yakni krisis pandemi Covid-19 saat ini yang melumpuhkan banyak sektor kehidupan, khususnya ekonomi dan pendidikan. Kemudian yang terakhir adalah perubahan iklim dan pemanasan global. Fase ketiga tersebut terjadi akibat proses akselerasi perubahan iklim yang ekstrem. Beberapa factor pemicunya adalah polusi udara, perusakan lingkungan dan limbah dari industri.
 
Pemateri berikutnya, Dr. Abdul Haris, M.A. dalam pemaparannya menerangkan bagaimana manajemen yang baik untuk work from home dan learn from home. Jika diimplementasikan dengan baik maka tentu akan memudahkan dalam beradaptasi. Sedangkan Cherry Zin Oo membahas hasil risetnya pada era new normal. Menurutnya, pendidikan masa ini perlu menarik partisipan. Selain itu juga adanya masalah di aspek isu media. Adapun peluang yang muncul adalah keterbukaan askes individu pada pendidikan serta pengembangan karakter dengan memanfaatkan waktu selama pandemi.
 
Sementara itu pada sesi kedua, konferensi tersebut menghadirkan Asst. Prof. Dr. Donludee Jaisut dari Kasertssart University Thailand, Assoc. Prof. Dr. Abdurrahman Raden Aji Haqqi dari University of Sultan Sharif Ali Islamic Brunei Darussalam, Dr. Ir. Rahayu Relawati, M.M., serta Dr. Magdalena Sztukiel dari Polandia. Berbeda dengan sesi sebelumnya, kali ini mereka membahas tema-tema di luar pendidikan. Mereka mengkaji mengenai bagaimana efek pandemi bisa melemahkan berbagai aspek kehidupan. Sleian itu juga perlu adanya persiapan matang dalam upaya memulihkan diri dari krisis. (haq/wil)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image