Foto bersama selepas penandatanganan MoU. |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kini mendapat tugas baru untuk menjadi kampus asuh bagi dua perguruan tinggi (PT) di Jawa Timur, yaitu Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) dan Universitas PGRI Ronggolawe Tuban (UNIRO). Hal ini sekaligus menindaklanjuti penunjukan Kemenristek Dikti pada UMM dan 26 PT terbaik se-Indonesia untuk menjadi kampus asuh bagi universitas yang masih belum terakreditasi A.
Dimulainya tugas baru itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara UMM dengan dua kampus tersebut, Selasa (11/7) di Auditorium UMM. Kepala Badan Pengelola dan Pengendalian Akreditasi (BPPA) UMM, Dr Ainur Rofieq MKes mengatakan UMM akan membimbing UMSIDA dan UNIRO berupa program pengendalian mutu, baik Sistem Pengendalian Mutu Internal (SPMI) maupun Sistem Pengendalian Mutu Eksternal (SPME).
“Rencananya, bidang SPMI yang kami berikan ada lima, yaitu pendidikan dan pembelajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, tata kelola, dan kerja sama, sedangkan SPME terkait dengan akreditasi institusi dan akreditasi prodi. SPME dan SPMI saling terkait, karena nilai SPME yang baik tak lepas dari poin-poin penilaian pada SPMI,” ujar Rofieq.
Meski telah merumuskan rencana pembimbingan, tapi UMM tetap mengacu pada hasil need analysis dan Focus Group Discussion yang dilakukan setelah MoU. Rofieq menambahkan, hal ini lantaran kebutuhan tiap kampus berbeda. “Misalnya Uniro yang akreditasi institusi masih C, dan UMSIDA sudah B. Juga, Uniro yang memiliki 13 prodi berakreditasi C dan UMSIDA hanya 7 prodi,” imbuh Rofieq.
Program pembimbingan ini akan dilakukan hingga November 2017 mendatang. Menanggapi hal ini, Rektor UMM Fauzan dalam sambutannya menyatakan tak ingin momen ini hanya menjadi formalitas, melainkan harus realitas. “Satu-satunya pilihan yakni harus berhasil. UMM membuka peluang selebar-lebarnya untuk belajar. Silahkan UMSIDA dan Uniro magang di masing-masing program studi yang sesuai, nanti kita juga bisa gelar workshop di kedua universitas,” terang Fauzan.
Rektor berharap berlangsungnya program ini dapat menjadi instrumen strategis dalam menciptakan trust masyarakat baik untuk UMM maupun perguruan tinggi asuh, sehingga output-nya dapat meningkatkan akreditasi institusi dan akreditasi jurusan.
Lebih lanjut, Rofieq menjelaskan, Kopertis selalu memberikan penilaian bagi PT yang membina kampus lain yang secara akreditasi dan mutu ada di bawahnya. Tak hanya itu, penilaian ini akan menjadi media UMM untuk mempertahankan AKU Kartika. “Jika berhasil membimbing dua kampus asuh itu, UMM akan dapat poin tambahan. Jadi sama-sama menguntungkan,” pungkas Rofieq. (ich/nim/han)