Jean, Mahasiswi UMM finalis Putri Indonesia mewakili kota Bimu pada tingkat provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). (Foto: Syifa Humas) |
Dalam sebuah band musik, posisi drummer biasanya diisi oleh seorang pria. Namun pendapat itu dipatahkan oleh Jean Fatiha Izma. Mahasiswi tingkat akhir di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut telah mengisi posisi pemain drum sejak Sekolah Menengah Atas (SMA). Berkat salah satu kelebihannya tersebut, ia berhasil lolos sebagai finalis Putri Indonesia mewakili kota Bima pada tingkat provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Jean, sapaan akrabnya menceritakan bahwa ketertarikannya pada dunia musik berasal dari lingkungan pertemanannya saat SMA. Bergaul dengan sekumpulan anak band, membuat Jean ingin mempelajari sebuah alat musik. Awalnya ia diajari untuk bermain gitar oleh seorang teman. Namun karena merasa tidak cocok, akhirnya ia beralih untuk bermain drum.
“Awalnya sempat belajar nyanyi juga supaya bisa jadi vokalis grup band. Akan tetapi ternyata lebih seru untuk bermain drum. Meskipun menyenangkan, ada beberapa hal sulit yang pertama kali dilakukan ketika bermain drum. Salah satunya adalah menyeimbangkan otak kiri dan kanan. Hal itu terjadi karena ketika memainkan drum kedua tangan dan kaki kita harus bergerak bersamaan,” ungkap mahasiswa jurusan Akuntansi tersebut.
Selain menampilkan kepiawaiannya dalam bermain drum, pada acara pemilihan Putri Indonesia di NTB, Jean juga menampilkan bakat akting dan keterampilannya dalam membuat sebuah waistbag dari kain tenun khas Bima. “Jujur ini pertama kalinya saya mengikuti kegiatan seperti ini dan saya tidak menyangka dapat mewakili Bima di tingkat provinsi. Meskipun tidak bisa maju ke nasional, namun saya bangga,” ujar anak bungsu dari dua bersaudara itu.
Jean mengaku sempat gugup saat akan mengikuti ajang pemilihan putri Indonesia. Pasalnya, selain kegiatan ini merupakan pengalaman pertama, Jean juga seorang anak yang pemalu. Ia menjelaskan bahwa dirinya baru mulai belajar untuk bersosialisasi dengan baik ketika masuk ke dunia perkuliahan.
“Awalnya gugup sekali ketika akan ikut event ini. Namun ternyata orang-orang di acara pemilihan putri Indonesia sangat baik dan ramah. Selain itu, saya juga terbantu dengan skill komunikasi yang saya latih di UMM. Pada akhirnya keputusan mengikuti Pemilihan putri Indonesia ini adalah keputusan yang tepat. Saya juga berharap teman-teman yang lain juga mau keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru,” pungkasnya. (syi/wil)