Saiful Amien saat memaparkan terkait bagaimana menghargai waktu (Foto: Istimewa) |
Rentetan Kajian Ahad Shubuh (KAS) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus berlanjut. Kali ini, agenda mingguan tersebut mengundang Saiful Amien, S.Ag., M.Pd. sebagai pemateri. Ia menjelaskan lebih lanjut terkait bagaimana seharusnya menghargai waktu dalam perspektif Islam pada Minggu (17/1) lalu. Adapun kajian itu dilaksanakan secara daring melalui kanal Youtube.
Amin, panggilan akrabnya memulai materi dengan menyebutkan peribahasa Arab. Waktu itu ibarat pedang, jika kita tidak bisa menggunakannya dengan baik, ia bisa melukai diri kita sendiri. Ia juga menyinggung bahwa mengehargai waktu merupakan salah satu ciri musliim ideal. Hal itu juga menjadi indikator keimanan seseroang pada Allah.
Baca juga: Peduli Banjir, UMM Kirim Bantuan Air Bersih
Lebih lanjut, Amien juga menyebutkan beberapa istilah waktu yang digunakan dalam al-Quran. Pertama, adalah ajal yang memiliki arti sebagai batas waktu. Adapula dahr yang biasa diterjemahkan menjadi jatah masa hidup. Sementara dua yang terakhir adalah alwaqt dan ashr yang masing masing memiliki arti sebagai masa akhir hidup manusia serta masa menjelang terbenam matahari.
“Pada bahasan kali ini, kita akan lebih fokus pada ashr. Istilah itu juga dekat dengankata ashiir yang berarti jus. Pada dasarnya ashr juga bisa dipahami dengan masa memeras waktu dengan hal-hal baik dan bermanfaat,” tandasnya lebih lanjut.
Dosen kelahiran Tuban itu juga menerangkan bahwa al-Quran sudah seringkali mengingatkan manusia untuk memanfaatkan dan mengahargai waktu sebaik mungkin. Salah satunya terangkum dalam surat al-Ashr yang memberitahu bahwa semua manusia merugi. Meski begitu ada sebagian yang lolos karena melaksanakan empat hal. Di antaranya mereka yang meyakini dan mengenal kebenaran, bekerja keras mengamalkannya serta mau membagikannya ke sesama. Selain itu juga berbagi kesabaran dalam melaksanakannya pula.
Baca juga: Ajak Petani Sulap Limbah Jadi Pestisida
Tidak cukup sampai di situ, Amin juga memberikan tips mengatur waktu secara islami di akhir sesi. Ada tiga prinsip yang bisa diamalkan dan diusahakan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama adalah menjadikan salat fardhu sebagai pembentuk watak dan sarana evaluasi atas kerja keras yang sudah dilakukan.
Kemudian juga menempatkan kata waktu dalam pola pikir investasi. Investasi yang bisa menghasilkan tidak hanya du dunia tapi juga di akhirat kelak. “Beramal dan bekerja keras di dunia sehingga nantinya kita bisa memetik buah dari apa yang sudah diamalkan. Utamanya di akhirat dan dunia.
Tidak lengkap rasanya kalau prinsip-prinsip itu tidak ditambahi dengan menjaga diri dari menyia-nyiakan waktu. “Memang susah rasanya untuk tidak menghiraukan godaan-godaan yang menghambat amalan baik kita. Tapi paling tidak kita bisa menahan diri untuk tidak melakukannya,” pungkas amin di akhri sesi paparannya. (wil)