Kansa dan Rana, Mahasiswa UMM yang Lulus dengan Tugas Akhir Karya
Author : Humas | Kamis, 18 Maret 2021 15:38 WIB
|
Para pengunjung menikmati karya foto yang digelar oleh mahasiswa Ikom UMM. (Foto: Istimewa) |
Kini tugas akhir karya jadi salah satu opsi yang bisa dipilih mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi (Ikom) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk lulus sebagai sarjana. Hal ini pula yang dipilih Kansa Rhana Hafizshyah dan Rana Atikah untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah mereka. Kedua mahasiswa bimbingan Radityo Widiatmojo, M.Si ini menggelar pameran foto esai di Namu koffie. Pameran ini berlangsung dari tanggal 15 hingga 31 Maret mendatang.
Dalam pagelaran ini, kedua mahasiswa tersebut mengambil tema yang berbeda. Kansa memilih personal proyek tentang penyakit stroke yang diderita sang ayah. Pemilihan tema tersebut didasarkan pada keinginan Kansa untuk mengedukasi masyarakat mengenai bahaya peyakit stroke.
“Saya ingin menunjukan pada masyarakat apa saja yang dialami pasien penyakit stroke dan bahayanya. Foto-foto ini nantinya juga akan menjadi memoar buat ayah. Kalau nantinya ayah sudah tutup usia, saya bisa membuka jendela ini lagi buat mengenang,” ujar mahasiswi asal Malang tersebut.
Kansa memajang 35 foto dalam pameran ini. Dirinya berkata bahwa sesi pemotretan telah dilakukannya sejak bulan Januari. Dalam prosesnya kansa melalui beberapa kesulitan, salah satunya adalah penyusunan narasi dalam foto.
“Risetnya sendiri telah saya lakukan sejak lama. Namun saya mulai memfoto sejak bulan Januari. Saya juga menggunakan beberapa foto lama untuk membangun narasi. Hal yang paling sulit adalah ketika merangkai narasi dari masing-masing foto dan menarik benang merah,” ungkap Kansa.
Sementara itu, Rana mengambil tema portrait perempuan pejuang pandemi dengan memotret ibu-ibu penjual sayur keliling dan rumahan. Ia ingin menyampaikan pada masyarakat bahwa tidak hanya tenaga kesehatan saja yang menjadi garda terdepan di masa pandemi. Para ibu penjual sayur juga memiliki peran penting untuk menjadi penyalur antara petani ke masyarakat.
“Banyak garda terdepan yang sebenarnya juga berjasa bagi masyarakat. Satu diantaranya yaitu para ibu penjual sayur ini,” kata anak pertama dari empat bersaudara tersebut.
Pada pameran tersebut Rana menampilkan 20 hasil karya fotografi. Karya-karya itu ia hasilkan setelah melakukan pendekatan pada para penjual sayur. Ia membutuhkan waktu tiga bulan untuk memotret. Sedangkanuntuk persiapan pameran, Rana dan Kansa membutuhkan waktu selama satu minggu.
“Saya mengambil gambar saat mereka sedang berjualan. Jadinya harus menunggu pengunjung sepi untuk bisa melakukan sesi foto. Para ibu penjual juga masih takut atau malu dengan kamera, jadi beberapa foto yang dihasilkan tidak bisa terlihat natural,” ujar Rana.
Radityo Widiatmojo, M.Si mengaku sangat senang dan terharu atas pelaksanaan pameran tersebut. Hal ini megingatkannya akan pameran-pameran yang telah dilakukannya dulu. Dukungan dari para mahasiswa lain terhadap pameran ini juga sangat bagus.
“Berkarya itu tidak mudah, butuh perjuangan dan usaha yang tidak kecil. Karya yang didasari oleh riset seperti ini pasti akan menghasilkan sesuatu yang bagus pula. Saya juga merasa senang atas dukungan mahasiswa lain terhadap pameran ini. Semoga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi,” pungkasnya di akhir sesi wawaancara. (syi/wil)
Shared:
Komentar