Para Mahasiswa ketika mengikuti salah satu materi di Kandang Ayam (Foto : Istimewa) |
Dalam rangka menjawab permintaan dunia industri, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) siapkan berbagai skema pelatihan bersama dunia usaha. Salah satunya adalah Kelas Professional Unggas (KPU) yang mengadakan pelatihan manajemen krisis bisnis ayam ras petelur bersama Perseroan Terbatas (PT) Jatinom Indah Farm (JIF). Acara ini dilakukan di Rumah Makan Joglo Jatinom, Blitar, pada awal Januari ini.
Salah satu perwakilan dari PT JIF, Sigit Prasetyo, SE., mengatakan bahwa pelatihan ini berupaya mendorong para lulusan sarjana peternakan agar semakin siap bekerja di dunia Industri. Sebanyak 20 peserta kelas unggas yang sebelumnya mendapatkan pelatihan, kini kembali diikutsertakan dalam program manajemen krisis ini.
“Para peserta akan dididik langsung oleh pihak industri sehingga bisa membangun mental yang tangguh. Selain itu juga bisa terbiasa dengan ritme kerja yang ada di lapangan nantinya,” ungkap Instruktur pelatihan manajemen krisis tersebut.
Baca Juga : Webinar Civic Hukum UMM Kaji Digital Citizenship dan Pancasila
Sigit, sapaan akrabnya mengatakan bahwa program tersebut dilakukan dengan sistem student center learning. Peserta diberikan beberapa contoh kasus krisis yang pernah terjadi di Indonesia mulai tahun 1960-an hingga kasus yang terjadi pada tahun 2021. Hal itu akan membantu para peserta untuk memahami apa yang sedang terjadi pada saat krisis tersebut dan bagaimana cara untuk mengatasinya.
“Dalam berbisnis, kita harus mampu mengukur nafas sendiri-sendiri. Jangan pernah gengsi dalam berbisnis. Untuk mendorong bisnis selalu berkembang, saya berharap para peserta dapat mengupayakan hal-hal baru dari waktu ke waktu,” ungkapnya di akhir pelatihan.
Baca Juga : UMM Buka Kelas Profesional Essential Oil
Salah satu peserta pelatihan, Rizqi Baldan Thoyiban, mengatakan bahwa selama menjalani program magang di PT. JIF ia mendapat banyak pengalaman lapangan yang tidak akan ia dapatkan di kelas biasa. Magang ini turut serta memberinya berbagai ilmu baru mengenai manajemen krisis bisnis ayam seperti pengelolaan uang, waktu, dan pakan. Ketiganya harus disesuaikan agar bisnis yang berjalan bisa terus konsisten.
“Meskipun tergolong singkat yakni hanya beberapa jam saja, namun pelatihan ini membuka mata saya mengenai berbagai kendala di bisnis ayam ras petelur dari tahun 60an. Semoga dalam membuka bisnis, kami mampu menerapkan ilmu-ilmu yang diterima dalam proses magang enam bulan ini,” kata mahasiswa jurusan Peternakan tersebut. (syi/wil)